Berlian Kehidupan Memancarkan Sinar Kemilau Indah

Dear pak Adi, 

Di akhir tahun 2013 ijinkan saya berbagi berbagai memori indah dan transformasi diri yang sudah saya alami. Beberapa poin sempat saya jelaskan kepada para rekan peserta QLT Pemantapan di hari pertama dan mereka semua terdiam, seperti bingung, namun saya tahu mereka kaget dan heran dengan apa yang telah terjadi dengan diri saya. 

Saya pertama kali jumpa dan kenal pak Adi di awal 2011 ketika menghadiri seminar tentang anak yang diselenggarakan oleh Gramedia Jakarta. Pada saat itu saya hanya menjalankan hidup sesuai dengan kehendak saya, yang tanpa saya sadari menimbulkan tekanan mental dan emosi luar biasa buat suami dan anak anak saya. 

Perkenalan saya dengan pak Adi berlanjut saat pelatihan inhouse yang diselenggarakan perusahaan suami untuk 70 sales di Malaysia. Pada saat itu apa yang diajarkan pak Adi, baik di depan kelas maupun secara pribadi ketika ngobrol bersama saya selalu saya bantah dan mentahkan. Ada banyak suara dalam hati saya berkata "mana mungkin" atau "tapi.....". Saya ingat saat itu pak Adi tidak membantah apapun yang saya katakan, mendengar dengan sabar, dan justru memberi saran agar saya ikut pelatihan QLT (Quantum Life Transformation). Ternyata saat saya mau daftar, sudah penuh sehingga harus menunggu batch berikutnya. 

Akhirnya saya ikut pelatihan QLT. Hasil dari pelatihan QLT waktu itu, saya seperti melihat sosok seseorang yang jauh, kecil tapi dia ada. Saya sempat bingung memikirkan siapakah dia? Ternyata dia adalah diri saya sendiri yang selama ini bersembunyi di balik banyaknya masalah, kesedihan, dan kepedihan dalam hidup saya sehingga kebahagiaan menjadi jadi jauh sekali, bahkan hampir hilang. Sosok itu ternyata adalah happiness/kebahagiaan yang selama itu tidak saya akui atau saya sangkal. 

Penyangkalan yang terus saya lakukan, bahwa setiap manusia pasti ada masa bahagia, berharga, hanya terkadang emosi yang intens (kemarahan dan penyesalan) mengubah semua pandangan dan pikiran saya dalam memandang kehidupan saat itu. 

Usai mengikuti QLT, secara perlahan saya mengalami proses transformasi diri. Ketika menjalani teknik "Kapal Karam" di QLT saya dengan yakin orang pertama yang akan saya buang ke laut pastilah suami saya, karena secara sadar saya benci dan menyesal kenal dia dan berharap dia menghilang dari kehidupan saya. 

Ternyata selama menjalankan sesi ini, sungguh saya tidak mengira sama sekali, ternyata dia yang saya simpan sampai akhir. Dari semua orang yang saya kasihi atau dekat dengan saya di dalam daftar yang saya tulis, pada akhirnya saya memilih suami sebagai satu-satunya orang yang bisa selamat bersama saya. Sungguh satu hal yang tidak bisa dimengerti oleh orang lain termasuk saya jika tidak menjalani pelatihan QLT. 

Saking bencinya saya pada suami saat itu, dulu saya suka bilang padanya,"Kalau dikubur jangan deketan ya biar gak ketemuan lagi di kehidupan akan datang." Tapi ternyata suami adalah malaikat dalam hidup saya, Dia adalah alasan saya untuk hidup. Akhirnya saya menyadari bahwa soulmate yang saya cari selama ini ternyata adalah suami saya. 

Bagaikan mengupas bawang, lapis demi lapis, meski mengeluarkan banyak air mata di sesi forgiveness, saya menemukan banyak hal yang saya lewatkan selama ini. Dulu saya tidak bisa menerima kesalahan yang dilakukan papa saya. Saya marah sekali sampai melarang papa hadir di pesta pernikahan saya. Tapi sekarang, dengan pemahaman saya akan cara kerja pikiran dan psikologi, saya bisa mengerti mengapa ini semua terjadi. Dan saya tidak lagi menyalahkan papa. 

Saya waktu awal kenal pak Adi sebenarnya sudah merencanakan untuk pisah dengan suami karena ada badai besar yang terjadi dalam keluarga kami. Intinya saya marah sekali pada suami. Saat itu saya merasa tidak ada lagi kesabaran yang tersisa hingga anak-anak menjadi korban setiap kali saya marah. 

Penolakan orangtua yang menginginkan saya lahir sebagai anak laki juga membawa luka batin, kepahitan, dan kemarahan dalam diri saya selama ini kepada mereka. Ternyata, di balik perasaan terluka, marah, dan benci pada orangtua tersimpan rasa sayang dan cinta saya yang luar biasa pada mereka.

Doa saya waktu papa sakit keras dan kritis adalah, "Tuhan ijinkan saya untuk bisa punya waktu merawat papa. Namun jika memang beliau sudah tidak ada kesempatan, mohon ambil sebagian umur saya dan tambahkan kepada papa sehingga papa bisa merasakan kebahagiaan punya anak seperti saya.”

Saya melakukan banyak kesalahan sebagai ibu dan sebagai istri, dalam bersikap terhadap anak dan keluarga. Ini semua, sekarang saya mengerti, karena luka batin yang saya alami di masa lalu saya. Jujur saya pernah bosan dengan hidup saya, sehingga setiap kali naik pesawat saya selalu berdoa agar pesawatnya jatuh dan saya bisa segera pindah alam. 

Ternyata Tuhan baik sama saya, Saya jumpa guru yang mengubah hidup saya, yang mengajarkan saya untuk melihat sebuah masalah dari sudut yang berbeda. Ternyata masalah tidak terletak pada orang lain, pada orangtua, suami, anak, lingkungan, atau apa saja, namun masalah ada di dalam diri saya. 

Sekarang saya bersyukur bahwa semua badai tsunami ini hadir dalam hidup saya karena memberi saya pelajaran penting yang dibutuhkan untuk kemajuan diri saya. 

Pak Adi, kisah hidup ini nanti saya tuliskan secara detil dalam buku saya "Andai Aku Bisa Memilih". Meskipun saya tidak bisa melakukan perubahan instan terhadap diri sendiri, karena saya sadar semua membutuhkan waktu dan proses, tapi kini saya sudah bisa menentukan rencana hidup ke depan dengan teknik yang saya pelajari di QLT.  

Tahun 2011 sungguh merupakan awal transformasi kehidupan saya, dari yang hanya secara kebetulan jumpa dan kenal pak Adi melalui seminar dan berlanjut menjadi transformasi diri yang ajaib. Kisah transformasi diri saya mungkin tidak semenarik, seheboh, dan sesukses orang lain yang berhasil mencapai prestasi gemilang dalam bisnis, mendapatkan harta dan kekayaan berlimpah, projek, dan cash money dalam rekening mereka. Namun yang terjadi dalam diri saya adalah saya menemukan potensi diri yang sampai sekarang masih saya kumpulkan karena banyak yang sudah tersebar berserakan dan mulai menampakkan diri sehingga butuh waktu untuk memilih mana yang cocok untuk saya kembangkan.

Saya bersyukur sekali bisa belajar dengan pak Adi karena pelajaran yang saya dapatkan ternyata bisa saya kembangkan untuk membantu banyak orang melalui seminar dan pelatihan yang saya lakukan sepanjang 2012 dan 2013. Sungguh bahagia rasanya saya bisa melihat perubahan pada diri orang lain, walau hanya dengan saya memberi nasehat, saran, masukan, atau pendapat. Semua ini mengisi hati saya dengan makna yang dalam dan istimewa. 

Awal tahun 2013 saya mengalami banyak kejadian yang menimbulkan gejolak emosi, terutama dalam keluarga. Keluarga, terutama anak saya, melihat saya tidak mengalami perubahan signifikan seperti yang mereka harapkan, yang membuat mereka, terutama anak saya yang pertama merasa saya sedang menjalankan kehidupan yang munafik. 

Saya dianggap bisa menasehati orang tapi pada kenyataannya masih punya emosi tinggi. Hubungan dengan orangtua saya juga penuh dengan tekanan emosi dalam segi pemahaman budaya sehingga saya mengalami pendarahan yang ketiga kalinya sejak 2011, dan 2012. Sepertinya setiap tahun saya mengalami pendarahan dan selalu dikuret. Berbekal pengetahuan dan pemahaman saya akan cara kerja pikiran dan saling keterkaitan antara pikiran dan tubuh, tahun 2013 ini saya mencari emosi di balik simtom fisik ini. 

Setelah diterapi oleh pak Adi untuk yang kedua kali, menemukan emosi yang menjadi sumber masalah, diproses tuntas, semua simtom ini berhenti. Sakit saya hilang begitu saja. Kisah saya ini sempat dimuat di harian Warta Kota. 

Sekitar September 2013 saya mengalami vertigo hebat. Saya baru ke dokter bulan November. Meski sudah minum obat, tetap tidak bisa sembuh. Dokter juga bingung dan heran mengapa tidak kunjung sembuh. Saya tahu ada sesuatu dalam diri saya yang perlu dibereskan namun saya belum menemukan apa ini. 

Sejak belajar mengenai pikiran, secara emosi, saya sudah jauh menurun, sudah cooling down. Dulu kalau marah, termos stainless bisa saya lemparkan ke depan hingga kaca mobil pecah semua. Sekarang kontrol diri saya sudah jauh lebih baik, tidak lagi mudah meledak keluar, tapi sepertinya meledak di dalam, ha....ha.....kena diri sendiri. 

Soal vertigo, setelah mendapat saran dan masukan dari pak Adi kemarin, saya melakukan self healing. Hasilnya luar biasa. Saya berhasil membereskan emosi yang selama ini menjadi penyebab vertigo yang saya alami dan sembuh dalam sekejap. 

Oh ya pak, sejak lahir, saya sangat jarang atau bahkan tidak pernah mendapat pujian atas apa yang saya lakukan. Secara sadar saya tidak butuh tapi terkadang saya bisa sedih apalagi bila tidak dihargai sama sekali. 

Banyak hal yang saya lakukan selama ini ternyata didasari oleh keinginan untuk mendapat penghargaan. Akibatnya ketika penghargaan yang diharapkan tidak saya peroleh saya menjadi kecewa dan marah, dan selalu muncul pertanyaan “why” di dalam diri saya. 

Setelah saya renungkan ternyata saya salah dalam memilih atau menetapkan tujuan. Saya tidak perlu mencari penghargaan dari orang lain tapi yang perlu saya lakukan adalah melakukan sesuatu yang berharga bagi orang lain. Sehingga suatu hari kelak ketika saya sudah tidak ada dalam kehidupan mereka, bukan diri saya yang dirindukan tapi perbuatan saya yang dikenang. Dan saya bisa melakukan semua ini karena sebenarnya diri saya berharga.   

Saya sudah reseat QLT beberapa kali. Setiap kali ikut QLT selalu ada pemahaman pembelajaran baru dan pemahaman yang lebih dalam dari sebelumnya yang saya dapatkan. Saya ikut QLT Pemantapan selain menyusun impian dan goal untuk 2014 sebetulnya untuk menemukan banyak hal yang selama ini terlewatkan oleh saya. Dalam sesi QLT ternyata berhasil saya menyembuhkan pendarahan saya yang sudah dua bulan ini saya alami dengan teknik EPT ketika dibimbing pak Adi. Ada EP yang marah karena satu kejadian di masa lalu saya. Ini berhasil diselesaikan dengan baik.

Singkat cerita pagi ini sudah stop total. Makanya saya buru-buru tulis email ini. Kemarahan saya pada orangtua juga sudah tuntas sejak saya katakan di depan pak Adi kemarin bahwa kewajiban orangtua adalah melahirkan kita, sedangkan hak dan tugas kita adalah mendapatkan kehidupan yang kita inginkan tanpa harapan dan ikatan pada orangtua kita. 

Akhir tahun 2013 ini saya tulis perjalanan hidup saya dengan penuh rasa syukur. Semua kejadian yang saya alami mengajarkan saya pelajaran hidup yang saya butuhkan untuk bertumbuh dan berkembang di saat ini, di momen ini. 

Salah satu dream saya saat melepas balon yaitu mempunyai hubungan yang lebih baik dengan anak-anak saya. Tak disangka saya mendapat ucapan selamat dari mereka baik melalui WA, BB dan Line yang mana sungguh mengharukan ketika mengucapkan "Happy Mother" day: 

To Mom,

No matter how many times we argue,how many times I don't understand you, and how many times I get scolded by you.... I still think that You are the best and will always be the greatest mom in the whole wide world. I love you. 

Love Always,

Your Stubborn Son

(Kepada Ibu,

Tidak peduli berapa kali kita bertengkar, tidak peduli berapa kali saya tidak mengerti Ibu, dan berapa kali saya dimarahi ibu.... saya tetap berpikir bahwa Ibu adalah Ibu yang terbaik dan akan selalu menjadi Ibu paling hebat dan mulia di seluruh dunia. Saya mencintai Ibu. 

Sayang selalu dari putramu yang keras kepala)

Saya hanya menulis dan visualisasikan impian saya dengan target menjadi wanita yang mempunyai kekuatan, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam relasi dengan semua kehidupan dan bisnis. Saya ingin mempunyai kekuatan dalam membagi kebahagiaan dan kekayaan dalam hidup bagi semua orang yang secara kebetulan hadir dalam hidup saya. 

Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua perjalanan hidup sudah tersusun bagaikan satu rangkaian cerita bersambung: 

andai aku bisa memilih

aku tetap akan memilih

perjalanan hidup seperti yang aku alami

sebab............

di sinilah aku menjalani ujian hidup

menemukan diriku melalui

sebuah proses untuk mendapatkan

keindahan pada akhir cerita

karena..........

aku yakin Tuhan tidak akan

memberikan cobaan kepada

hambanya yang tidak mampu

aku beruntung mendapatkan

pengalaman pahit dalam hidup

dengan tujuan..........

merubahku menjadi pribadi yang lebih baik

dengan mensyukuri setiap kejadian

yang hadir dalam kehidupanku

sebagai universitas kehidupan

sehingga...............

aku menjadi manusia yang sempurna

Pak Adi tidak pernah berkeinginan menjadi orang penting, tapi selalu memberikan ilmu pengembangan diri yang membuat orang lain menjadi penting. Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidup saya. Sebuah perjalanan yang indah sejak berkenalan dengan pak Adi dan bu Stephanie. 

Hari ini, Selasa, 24 Desember 2013, suami saya tutup laporan 2013 dengan hasil yang sangat gemilang, padahal minggu lalu target masih minus 15M. Sekarang malah kelebihan 20%. Inilah salah satu hal penting yang pak Adi ajarkan dalam QLT bahwa vibrasi positif dalam keluarga dan peran istri akan membawa kekuatan dan keberhasilan dalam banyak aspek. 

Semoga pak Adi selalu diberikan kesehatan yang sempurna, kebahagiaan lahir batin dan selalu dalam lindungan Sang Maha Pencipta agar semakin banyak orang menemukan kebahagiaan hidup melalui transformasi diri. 

Kisah ini saya ceritakan dengan tujuan untuk memberikan pengharapan bahwa setiap orang bisa berubah, setiap orang berharga, berhak, dan layak untuk menjalani hidup penuh kebahagiaan, penuh makna. Yang perlu dilakukan adalah niat yang tulus, tekad yang kuat, dan kesediaan serta keikhlasan menjalani proses perubahan, transformasi diri dengan sabar, tekun, percaya, walau ini tidak mudah, sering disertai tangis dan air mata. Inilah harga yang telah saya bayar untuk semua perubahan ini. Dan hasilnya sungguh manis. Percayalah… bila saya bisa.. Anda juga pasti bisa.

Salam hormat,

NMF

 

 

 

 

 

 

 



Dipublikasikan di https://adiwgunawan.id/index.php?p=news&action=shownews&pid=187 pada tanggal 12 Januari 2014