Hypnotic Procedures in Pain Control

Ada banyak prosedur hipnotik yang bisa digunakan untuk menangani atau mengatasi rasa sakit. Prosedur yang paling umum digunakan, namun tidak selalu berhasil, adalah dengan menggunakan sugesti hipnotik langsung untuk menghilangkan keseluruhan rasa sakit (direct hypnotic suggestion for total abolition of pain). Prosedur ini berhasil diterapkan secara sangat efektif untuk beberapa klien. Namun seringkali tidak berhasil untuk klien lainnya dan mengakibatkan klien menjadi ragu terhadap manfaat dan efektivitas hipnosis sehingga menghambat penggunaan hipnosis untuk penanganan klien selanjutnya. Selain itu, walaupun efeknya bagus, kadang efeknya tidak bisa bertahan lama.

Prosedur kedua yang bisa digunakan adalah  hipnosis tidak langsung yang bersifat permisif untuk menghilangkan sakit ( permissive indirect hypnotic abolition of pain). Prosedur ini seringkali lebih efektif, walaupun sangat mirip dengan sugesti langsung, namun dikemas dalam bentuk sugesti yang lebih maternal dan tidak langsung sehingga lebih kondusif terhadap penerimaan dan respon klien.

Prosedur ketiga untuk pengendalian rasa sakit dengan menggunakan hipnosis adalah dengan menggunakan amnesia. Dalam hidup seringkali kita lupa terhadap rasa sakit bila kita mengalami suatu situasi atau kondisi yang lebih berbahaya atau menyita perhatian kita.

Contohnya adalah saat seorang ibu yang mengalami rasa sakit luar biasa dan tiba-tiba tidak lagi merasakan sakit itu saat ia melihat anaknya yang masih bayi jatuh dan mengalami luka serius. Ia lupa pada sakitnya karena pikirannya begitu mengkhawatirkan kondisi anaknya. Contoh lain adalah seseorang yang lupa terhadap sakit gigi, sakit kepala, atau sakit persendian saat ia begitu fokus atau tercerap pada film yang ia tonton. Amnesia untuk mengatasi rasa sakit dapat diterapkan dalam beragam cara. Amnesia bisa digunakan untuk menghilangkan sebagian atau bahkan keseluruhan rasa sakit sekaligus.

Prosedur keempat adalah dengan menggunaan hypnotic analgesia, yang bisa menghilangkan sebagian, semua, atau bagian sakit tertentu. Dengan prosedur ini terapis bisa membuat klien merasa “mati rasa” pada bagian tubuh yang sakit namun bagian tubuh ini tetap bisa merasakan sensasi sentuhan atau tekanan.

Dengan demikian semua pengalaman sakit menjadi berubah dan memberikan klien perasaan lega dan puas, walaupun analgesia yang dihasilkan tidak bersifat menyeluruh. Perubahan sensori yang dialami klien seperti perasaan “mati rasa”, meningkatnya perasaan hangat, berat, rileks, dan lainnya, akan meningkatkan hypnotic analgesia  hingga menjadi menyeluruh.

Metode kelima adalah  hypnotic anesthesia. Metode ini lebih sulit daripada metode sebelumnya dan paling baik dicapai dengan menggunakan pendekatan tidak langsung yaitu dengan membangun situasi psikologis dan emosi tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan reaksi anestesi yang selanjutnya diperkuat dengan sugesti pascahipnosis.

Prosedur keenam adalah sugesti yang menghasilkan penggantian sensasi dengan bantuan kondisi hipnosis (hypnotic replacement or substitution of sensations. Contohnya, seorang pasien kanker yang mengalami sakit yang luar biasa ternyata memberikan respon yang sangat baik terhadap sugesti yang membuat ia merasa gatal yang luar biasa di telapak kakinya. Tubuhnya yang lemah karena kanker membuat ia tidak bisa menggaruk bagian tubuh yang gatal. Dengan demikian perhatiannya tersita untuk merasakan gatal ini. Selanjutnya terapis mensugestikan perasaan hangat, dingin, berat, dan mati rasa secara sistematis di berbagai bagian tubuhnya yang sakit.

Tindakan lanjutan yang diberikan adalah sugesti bahwa ia meraskan sensasi gatal yang sungguh tidak nyaman di samping mastektomi-nya. Prosedur ini sangat membantu hidup klien untuk sisa enam bulan hidupnya.

Prosedur ketujuh adalah pemindahan sakit secara hipnosis (hypnotic displacement of pain). Prosedur ini menggunakan sugesti untuk memindahkan rasa sakit dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. Misalnya klien yang mengalami rasa sakit luar biasa di bagian perut dan rasa sakit ini sungguh mengganggu hidupnya maka dengan menggunakan sugesti rasa sakit ini bisa dipindahkan ke bagian tubuh yang mampu mengatasi rasa sakit ini, misalnya dipindahkan ke tangan.

Prosedur kedelapan, hypnotic dissociation digunakan untuk pengendalian rasa sakit, dan metode yang paling efektif adalah disorientasi waktu dan tubuh (time and body disorientation). Klien, dalam kondisi hipnosis, dapat dibawa ke masa awal munculnya penyakit, saat rasa sakit masih belum terlalu mengganggu. Dan level atau intensitas rasa sakit yang muncul saat disorientasi waktu ini tetap dipertahankan dan dialami oleh klien saat keluar dari kondisi hipnosis. Klien tetap merasa sakit namun rasa sakit yang ia alami berkurang ke level saat awal penyakitnya muncul .

Pada disorientasi tubuh (body disorientation), klien, dalam kondisi hipnosis, mengalami disosiasi dan mengalami dirinya terpisah dari tubuhnya. Dengan kata lain, seseorang yang mengalami rasa sakit luar biasa, melalui respon pascahipnosis, akan masuk ke kondisi trance dan mengalami dirinya berada di ruang lain sementara fisiknya yang menderita berada di ranjang. Dengan demikian ia tidak merasakan sakit di tubuhnya.

Prosedur kesembilan, yang sangat mirip dengan prosedur penggantian sensasi, adalah pemaknaan ulang pengalaman sakit dalam kondisi hipnosis (hypnotic reinterpretation of pain experience). Dalam prosedur ini, saat dalam kondisi hipnosis, perasaan sakit diberi arti baru sebagai perasaa lemah, malas bergerak, dan selanjutnya sebagai rileksasi dengan perasan hangat dan nyaman yang menyertai rileksasi otot yang sangat dalam. 

Perasaan sakit yang berdenyut, mengganggu, menusuk diterjemahkan sebagai perasan yang tidak nyaman tapi tidak menyakitkan dan dirasakan sebagai sensasi seperti berada di dalam kapal yang terombang-ambing di tengah badai.

Hypnotic time distortion seringkali merupakan prosedur hipnosis yang paling efektif untuk mengendalikan dan mengatasi rasa sakit. Satu contoh yang sangat bagus menjelaskan efektivitas prosedur ini adalah seorang klien yang menderita rasa sakit luar biasa, yang terjadi setiap dua puluh hingga tiga puluh menit, siang dan malam, yang serangan rasa sakitnya setiap kali berlangsung antara lima hingga sepuluh menit. 

Saat berada di waktu jeda di antara serangan rasa sakit klien ini merasa sangat takut. Dengan menggunakan hipnosis dan mengajari klien distorsi waktu, maka ia dapat menggunakan gabungan dari beberapa prosedur yang dijelaskan di atas untuk mengatasi rasa sakitnya. Dalam kondisi trance klien diajarkan untuk menimbulkan amnesia terhadap semua serangan rasa sakit sebelumnya. Selanjutnya klien dilatih untuk melakukan distorsi waktu sehingga ia dapat merasakan rasa sakit lima hingga sepuluh menit hanya dalam waktu sepuluh hingga dua puluh detik saja. Ia juga diberi sugesti pascahipnosis yang menyatakan bahwa setiap serangan rasa sakit akan datang sebagai suatu kejutan, dan saat terjadi serangan ini ia akan masuk ke kondisi hipnosis selama dua puluh detik, merasakan semua rasa sakit, dan kemudian keluar dari trance dengan tidak mengingat bahwa ia telah masuk trance dan mengalami rasa sakitnya.

Prosedur kesebelas adalah sugesti hipnotik yang mempengaruhi  berkurangnya rasa sakit (hypnotic suggestions effecting a diminution of pain), sakitnya tidak hilang semua karena klien tidak sepenuhnya responsif seperti yang diharapkan.

Pengurangan ini paling baik dicapai dengan mensugesti klien, saat dalam kondisi hipnosis, bahwa sakitnya akan berkurang sedikit demi sedikit, tanpa ia rasakan, dan akhirnya hilang semua, mungkin dalam waktu beberapa hari. Dengan mensugestikan bahwa sakitnya akan hilang sedikit demi sedikit tanpa ia sendiri bisa merasakannya maka klien tidak bisa menolak sugesti ini.

Pengharapan yang muncul membuat klien berharap dalam beberapa hari ke depan mungkin akan terjadi pengurangan rasa sakit. Pengharapan ini sendiri berlaku sebagai autosuggestion yang akan membuat rasa sakit klien benar-benar berkurang dan bersifat progresif.

Dalam semua prosedur pengendalian rasa sakit perlu diperhatikan bahwa klien lebih bisa menerima sugesti tidak langsung (indirect) daripada yang bersifat langsung (direct). Prosedur yang digunakan bisa merupakan gabungan dari beberapa prosedur yang dijelaskan di atas sesuai dengan kebutuhan dan respon klien. 



Dipublikasikan di https://adiwgunawan.id/index.php?p=news&action=shownews&pid=50 pada tanggal 21 Juli 2010