The only hypnotherapy school in Indonesia approved by American Council of Hypnotist Examiners (ACHE), USA

Artikel


Hukum Mental : Hukum Abadi Yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah Formal

12 Januari 2014

“There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle”                               ~Albert Einstein

Di alam semesta terdapat dua macam hukum yaitu hukum buatan manusia dan hukum alam.  Hukum buatan manusia merupakan kesepakatan yang dibuat  oleh manusia. Hukum ini mengikat perilaku setiap orang yang ada dalam ruang lingkup pemberlakuan hukum itu. Hukum buatan manusia penuh dengan kekurangan dan dapat dimanupulasi dengan menggunakan kekuasaan dan uang. Dengan kata lain, yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa jadi benar. Semua bergantung pada faktor ”x” yang bermain. 

 Hukum alam terbagi atas  dua kategori yaitu hukum fisika dan hukum mental. Hukum alam berlaku 100 % dari seluruh waktu dan berlaku terhadap semua makhluk hidup. Tidak peduli apakah mahluk itu tahu atau tidak tahu mengenai hukum tersebut. Tidak peduli apakah ia menerima atau menolak hukum itu. Suka atau tidak suka, tahu atau tidak tahu,  menerima atau menolak, hukum ini berlaku secara adil dan merata pada semua mahluk. 

Hukum fisika diajarkan di sekolah. Kita semua bisa mempelajari hukum ini. Operasi hukum fisika, seperti yang mengatur listrik atau mesin, bisa dibuktikan dalam percobaan yang terkontrol dan kegiatan yang praktis. 

Hukum gravitasi, misalnya, bekerja di mana-mana di seluruh planet bumi selama 24 jam sehari.  Kalau anda melompat dari sebuah gedung tingkat sepuluh, anda akan jatuh ke trotoar dengan kekuatan yang sama, apakah anda berada di New York ataupun di Tokyo. Saudara kita yang berada di pedalaman Kalimantan atau di Irian Jaya, walau mereka sama sekali tidak pernah mendengar tentang hukum gravitasi, yang ditemukan oleh Newton, bila mereka jatuh dari pohon yang tinggi, maka mereka pasti akan mengalami efek yang sama. 

Bila kita mengerti cara kerja hukum fisika, seperti hukum gravitasi, maka kita dapat memanfaat hukum ini untuk keuntungan kita. Misalnya dengan membuat bendungan atau waduk. Air yang ditampung dalam bendungan, karena gaya gravitasi, dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik.

Sebaliknya, hukum mental tidak pernah diajarkan di sekolah. Hukum mental hanya bisa dibuktikan dengan pengalaman dan intuisi, dengan melihatnya bekerja dalam kehidupan kita sendiri. 

Hukum mental sama seperti hukum fisika. Hukum ini berlaku di mana saja terhadap siapa saja, dan kapan saja. Hukum ini netral dan bekerja bagi anda di mana saja, tanpa memperdulikan apakah anda tahu tentang hal itu, menerima atau menolaknya, suka atau tidak suka. Dan yang lebih hebat lagi, hukum ini tidak bisa dimanipulasi. 

Hukum mental, walaupun pengaruh fisiknya tidak bisa dilihat cukup jelas, juga bekerja 100 % dari seluruh waktu. Kapan saja kehidupan anda berjalan baik, ini berarti bahwa pemikiran dan kegiatan anda sesuai dan serasi dengan hukum mental ini. Kapan saja anda punya masalah dari jenis apapun, hal itu pasti disebabkan anda telah melanggar salah satu atau lebih dari hukum ini, apakah anda mengetahuinya atau tidak. Jika anda mengerti dan menerapkan hukum-hukum ini dalam hidup anda, maka anda akan berubah dengan sangat cepat.

Hukum Sebab – Akibat

Hukum ini menjelaskan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita.    Hukum Sebab - Akibat mengatakan bahwa ada penyebab spesifik untuk sukses dan ada penyebab spesifik untuk kegagalan. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Hukum ini sangat penting sehingga disebut "Hukum Alam Semesta Baja" yang menentukan nasib manusia. Jika anda ingin mendapatkan sesuatu, atau ingin mendapatkan sesuatu lebih banyak, maka yang perlu anda lakukan adalah anda menyediakan lebih banyak ”sebab” yang dapat menghasilkan ”akibat” yang anda inginkan. 

Hukum Sebab - Akibat ini biasa disebut juga sebagai Hukum Menabur dan Menuai. Hukum ini mengatakan apa saja yang anda tabur akan anda tuai. Apa yang anda tuai hari ini adalah hasil dari apa yang anda tabur di masa lalu. Kalau anda ingin menuai hasil panen yang berbeda di bidang apa saja dalam hidup anda di masa mendatang maka anda perlu menabur benih yang berbeda hari ini, dan tentu saja , ini mengacu pada benih mental. 

Keberhasilan hidup adalah suatu akibat, dengan suatu sebab yang spesifik. Jika anda menemukan seseorang sukses di suatu bidang dan anda ingin mendapatkan hasil seperti yang dicapai orang itu, maka yang perlu anda lakukan adalah melakukan apa yang ia lakukan. Jika anda menabur suatu sebab maka anda pasti menuai suatu akibat yang spesifik. Jika anda menabur pikiran, ucapan, perbuatan, sikap, perilaku, dan tindakan sukses maka anda pasti akan menuai sukses. Demikian sebaliknya.              

Apa yang saya uraikan di sini adalah suatu hukum, bukan pendapat, opini atau teori. Hukum ini sama benarnya, sama berpengaruhnya, dan sama tidak bisa dihindari seperti hukum gravitasi. 

Jadi, jika anda tidak puas dengan hidup anda sekarang, anda tidak bisa dan tidak boleh menyalahkan orang lain. Yang perlu anda lihat adalah benih atau sebab apa yang telah anda tabur di masa lalu ? Dengan kesadaran ini, jika anda benar-benar merasa tidak puas dan ingin segera berubah, maka anda perlu segera menabur hal yang berbeda. 

Dengan dasar pemahaman ini kini anda tahu bahwa sikap mental, perasaan, kebahagiaan, dan kepuasan anda adalah hasil dari bibit mental yang anda tanam di pikiran anda. Jika anda mengisi pikiran anda dengan gambaran, pikiran, ide sukses, kebahagian, dan optimisme, maka anda akan mendapatkan pengalaman positip dalam kehidupan anda. 

Saya sering merasa kasihan saat mendengar banyak orang yang berkata, ”Saya akan kerja lebih keras, kerja lebih baik, bila perusahaan saya memberikan gaji yang lebih tinggi, tunjangan dan fasilitas yang lebih baik”. Mereka lupa atau mungkin tidak tahu mengenai hukum Sebab - Akibat atau hukum Menabur dan Menuai. Mereka tidak mau menabur. Maunya kalau bisa menuai terus tanpa perlu menabur. Ini adalah mentalitas seorang pecundang, yang telah mengalami kebangkrutan mental. 

Hukum Kompensasi 

Hukum ini merupakan kelanjutan dari Hukum Menabur dan Menuai. Hukum Kompensasi menyatakan bahwa anda mendapatkan hasil sebanding dengan upaya atau kontribusi yang anda lakukan, titik. Tidak lebih dan tidak kurang. Pas ukurannya dan pas takarannya. Dengan demikian apa yang telah anda capai dalam hidup anda saat ini, misalnya dari segi finansial, merupakan kompensasi atau hasil dari apa yang telah anda lakukan di masa lalu. Jika anda ingin meningkatkan hasil anda maka anda harus meningkatkan nilai kontribusi yang anda lakukan. 

Saya menuliskan ”nilai” kontribusi yang dilakukan. Bukan sekedar kontribusi atau upaya yang dilakukan. Mengapa ? Hal ini menjawab pertanyaan mengapa para pemimpin mendapatkan kompensasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan orang biasa. Padahal orang biasa melakukan kerja yang jauh lebih keras dari pada para pemimpin itu. Ini semua berhubungan dengan ”nilai” kontribusi atau upaya yang dilakukan. Semakin besar pengaruh positip yang timbul dari suatu tindakan maka semakin tinggi nilainya. 

Anda mungkin pernah bertemu atau bahkan merasa heran mengapa ada orang yang mendapatkan hasil yang sangat berlimpah, dan ada orang yang tidak mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Apakah Tuhan pilih kasih ? Tidak ! Jawabannya sederhana. Orang yang mendapatkan hasil berlimpah telah melakukan jauh lebih banyak dari yang seharusnya. Dengan kata lain mereka menabur sangat banyak benih. Tidak heran jika mereka menuai lebih banyak hasil. 

Hukum Pengendalian 

Hukum Pengendalian mengatakan bahwa anda merasa positip tentang diri anda sebatas anda merasa memegang pengendalian atas kehidupan anda. Demikian juga anda merasa negatif tentang diri anda sebatas anda merasa tidak memegang pengendalian, atau anda dikendalikan oleh suatu daya, orang atau pengaruh luar. 

Dalam psikologi, hukum ini disebut sebagai teori "fokus pengendalian". Pada umumnya sebagian besar stress, kegelisahan, ketegangan dan penyakit psikosomatis datang sebagai akibat perasaan bahwa orang itu berada di luar kendali, atau tidak bisa mengendalikan suatu bagian penting dari kehidupannya.

Sebagai contoh, kalau anda merasa bahwa hidup anda dikendalikan oleh utang anda, bos anda, atau gangguan kesehatan anda, atau hubungan yang buruk , atau perilaku orang lain, maka anda akan menderita stress. Stress ini akan muncul dalam bentuk kekesalan, kemarahan, dan rasa tidak senang. Kalau tidak diatasi, ini bisa meningkat menjadi insomnia, tekanan jiwa atau berbagai penyakit. Bahkan bisa kena 3S, yaitu Stress, Stroke, dan Stop alias dibungkus (mati)

Dalam setiap kasus, pengendalian atas kehidupan anda dimulai dengan pemikiran anda, satu-satunya hal yang bisa anda kendalikan sepenuhnya.

Disiplin pribadi, penguasaan diri, pengendalian diri semuanya dimulai dengan pengambilan kendali anda atas pemikiran anda. Pikiran andalah yang menentukan apa arti suatu kejadian itu terhadap diri anda. Sebagaimana Eleanor Roosevelt berkata," Tidak ada seorang pun yang bisa membuat diri anda rendah tanpa persetujuan anda."

Pada dasarnya ada dua cara yang memungkinkan anda bisa mendapatkan pengendalian atas situasi apa saja yang menyebabkan anda menderita. Pertama, anda bisa mengambil tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Yang kedua, anda meninggalkan situasi tersebut.

Salah satu tanggung jawab utama anda adalah menjaga agar kehidupan anda selalu berada di bawah pengendalian anda. Rasa pengendalian ini menjadi landasan anda untuk membangun kebahagian dan sukses anda yang lebih besar di masa mendatang. Pastikan bahwa landasan rasa pengendalian ini kuat seperti batu karang.

Hukum Kepercayaan

Hukum Kepercayaan mengatakan bahwa apapun yang anda percayai dengan sungguh-sungguh dan melibatkan emosi akan menjadi kenyataan anda. Dalam bahasa Inggris dikatakan, “You will see it when you believe it”.  Kepercayaan anda mengendalikan realita anda. Mengapa ? Karena anda akan konsisten bertindak sejalan dengan kepercayaan anda. Kita dapat melihat kepercayaan seseorang hanya dengan melihat apa yang mereka lakukan. Tindakan merupakan perwujudan dari kepercayaan.

Hukum ini berlaku dua arah. Pertama, kepercayaan menentukan tindakan yang kita lakukan. Sebaliknya, dengan secara sadar mengendalikan setiap tindakan kita, maka kita dapat secara tidak langsung membentuk dan mengendalikan kepercayaan kita. Dengan selalu melakukan tindakan yang sejalan dengan kepercayaan yang ingin anda kembangkan, maka anda akhirnya pasti akan mampu membangun kepercayaan itu, sama halnya dengan anda melatih otot anda dengan mengangkat barbel. 

Jika masih bingung, saya akan berikan penjelasan yang lebih rinci. Misalnya anda percaya bahwa anda ditakdirkan untuk menjadi seorang pembicara publik yang berhasil, dan anda berjalan, bersikap, berbicara, dan bertindak layaknya seorang pembicara publik yang sukses, setiap hari, maka cepat atau lambat anda akan mengembangkan mind-set sebagai seorang pembicara publik handal. Dan bila anda mulai mengembangkan mind-set ini, anda akan mendapatkan hasil yang konsisten dengan mind-set anda. Akhirnya, kepercayaan anda akan menjadi kenyataan. 

Kepercayaan anda memberi anda suatu bentuk pandang terowongan ( tunnel vision ) . Hal ini membuat anda mengabaikan informasi, yang masuk, yang tidak konsisten dengan apa yang anda putuskan untuk anda percayai. Anda tidak selalu mempercayai apa yang anda lihat tetapi anda melihat apa yang anda percayai.

Misalkan jika anda mutlak percaya bahwa pasti sukses besar dalam kehidupan, maka anda tidak perduli apapun yang terjadi, anda akan terus maju ke arah tujuan anda. Tidak ada apapun yang dapat menghentikan anda.

Sebaliknya jika anda percaya bahwa sukses hanyalah soal kemujuran atau kebetulan saja maka anda akan dengan mudah menjadi patah semangat dan kecewa setiap kali segala hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan anda. Jadi kepercayaan menetapkan anda untuk sukses maupun gagal. 

Kepercayaan yang paling berbahaya, yang lebih berbahaya dari penyakit AIDS atau Kanker adalah self-limiting belief atau kepercayaan yang bersifat melemahkan diri kita. Kepercayaan ini sangat berbahaya dan mematikan, secara mental dan emosional. Orang yang “mengidap” penyakit self-limiting belief  biasanya tidak sadar bila terkena penyakit gawat ini. Lalu apa itu self-limiting belief  ? Ini adalah kepercayaan yang berdasar pada keraguan dan rasa takut. Kepercayaan ini menghalangi anda mencapai keberhasilan. Kepercayaan ini berisi pemikiran negatip mengenai diri anda yang mengatakan bahwa anda tidak cakap, tidak kreatif, penampilan anda buruk, anda tidak punya kelebihan, anda orang bodoh, dan tidak berenergi. Setiap kali anda meragukan kemampuan anda maka anda memberikan energi pada kepercayaan itu. Semakin sering anda mengulangi perilaku buruk, akibat dari kepercayaan yang salah, maka semakin kuat kepercayaan negatip itu.

Hampir semua kepercayaan yang membatasi diri kita sama sekali tidak benar. Kepercayaan ini terbentuk berdasarkan informasi negatip yang anda masukkan ke dalam hati dan anda menerima hal ini sebagai sesuatu yang benar. Begitu anda menerima kepercayaan itu sebagai sesuatu yang benar, maka kepercayaan anda akan menjadi realita anda.

Untuk mengatasi hal ini anda harus menantang dan mempertanyakan kebenaran kepercayaan anda. Anda perlu memeriksa sumber dan keabsahan kepercayaan anda. Pada bab selanjutnya saya akan menjelaskan bagaimana caranya.

Hukum Konsentrasi 

Hukum Konsentrasi menyatakan bahwa semakin anda memikirkan sesuatu maka semakin besar kapasitas dan energi mental yang anda curahkan pada hal itu. Semakin kuat pikiran itu, maka semakin kuat pengaruhnya terhadap perilaku anda.

Kekuatan hukum ini ibarat pedang bermata dua, bisa membantu anda dan bisa menghancurkan hidup anda. Jika anda terus berpikir mengenai goal anda, maka pikiran ini akan mendominasi semua pemikiran, ucapan, dan tindakan anda. Semakin anda memikirkan tujuan anda, maka semakin kuat pikiran itu dan semakin fokus anda untuk mencapainya. Semakin sering anda memikirkannya maka semakin termotivasi anda untu mencapainya.

Sebaliknya, bila anda,  secara sadar atau tidak,  selalu memikirkan hal yang tidak anda inginkan, maka pemikiran ini akan mendominasi semua pikiran, ucapan, perbuatan, dan tindakan anda sehingga akhirnya apa yang tidak anda inginkan akan menjadi kenyataan bagi anda.      

Sering kali dalam sesi diskusi atau konsultasi, saya menanyakan pertanyaan, ”Apa yang ingin anda capai dalam hidup ?”. Jawabannya beragam. Namun ada satu hal yang konsisten. Mereka yang hidupnya biasa-biasa atau malah serba kekurangan, biasanya memberikan jawaban, ”Saya tidak mau hidup susah. Saya sudah cukup menderita. Saya tidak ingin dipandang rendah oleh orang lain. Saya sudah capek hidup miskin”. Sebaliknya, orang sukses atau yang mempunyai prestasi tinggi akan menjawab, ”Saya ingin mengembangkan usaha saya ke kota lain. Saya ingin meningkatkan penghasilan saya tiga kali lipat dalam tahun ini. Saya ingin membawa keluarga saya ke New Zealand pada akhir tahun ini”. Anda bisa lihat bedanya ?

Orang gagal adalah orang yang selalu memikirkan apa yang tidak mereka inginkan. Sesuai dengan hukum Konsentrasi, semakin mereka fokus pada hal yang tidak inginkan, justru semakin kuat pikiran mereka memikirkan hal itu. Dan akhirnya mereka mendapatkan apa yang tidak mereka inginkan. Sebaliknya orang sukses selalu memikirkan hal yang mereka inginkan. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Untuk dapat menggunakan hukum Konsentrasi dengan maksimal, anda harus menuliskan apa yang anda inginkan, kemudian secara konsisten memikirkan hal itu, membicarakannya, bertindak, dan bertumbuh dan berkembang menjadi orang yang layak untuk mendapatkan keberhasilan itu.

Hukum  Daya  Tarik

Hukum  Daya Tarik mengatakan bahwa anda adalah sebuah magnet hidup yang menarik ke dalam hidup anda orang-orang atau situasi yang serasi dengan pemikiran dominan anda. Semakin banyak emosi yang anda kaitkan dengan suatu pemikiran, semakin besar tingkat getaran dan daya pancarnya dan semakin cepat anda akan menarik orang dan situasi yang serasi dengan pemikiran tersebut.

Pikiran anda menciptakan suatu medan energi yang bergetar pada kecepatan yang ditentukan oleh tingkat intensitas emosi yang menyertai pemikiran tersebut. Semakin anda bergairah, atau merasa takut, semakin  cepat pemikiran anda memancar dari diri anda dan menarik orang-orang dan situasi yang serupa kembali ke kehidupan anda.

Saat anda  positip dan optimis mengenai diri anda, maka pikiran anda memancarkan gelombang yang akan menarik orang, kejadian, situasi, sumber daya, pelanggan, atau apa saja yang sejalan dengan frekwensi itu. Demikian juga sebaliknya. Bila pemikiran anda yang dominan adalah yang negatip, maka anda akan menarik semua hal yang negatip ke dalam hidup anda.

Hukum  Kesesuaian

Hukum Kesesuaian mengatakan , "Dunia di luar diri anda merupakan cerminan dari dunia di dalam diri anda". Hukum ini menyatakan  bahwa anda bisa mengetahui apa yang terjadi di dalam diri anda dengan melihat kepada apa yang terjadi di sekeliling anda. 

Goethe berkata: "Orang harus menjadi sesuatu supaya bisa melakukan sesuatu." Maksudnya yaitu anda harus menjadi orang yang berbeda di dalam diri anda sebelum anda melihat hasil yang berbeda di luar anda. 

Dunia luar anda merupakan cermin yang memantulkan kembali siapa diri anda, dalam setiap aspek kehidupan anda. Cerminan ini tidak menggambarkan siapa anda ingin menjadi, atau siapa yang anda pura-pura menjadi. Namun apa yang muncul dalam cermin diri itu adalah siapa diri anda yang sesungguhnya pada saat ini.

Lalu bagaimana cara untuk mengetahui dunia di dalam diri kita ? Mudah. Coba perhatikan sikap anda terhadap orang lain dan lingkungan anda. Sikap orang lain atau lingkungan terhadap diri anda adalah cerminan dari sikap anda terhadap mereka. Jika anda bersikap baik dan menghargai diri anda, maka anda akan melakukan yang sama terhadap orang lain. Jadi, cara orang lain memperlakukan diri anda sebenarnya merupakan cerminan dari apa yang anda pikirkan mengenai diri anda dan apa yang anda pikirkan mengenai lingkungan anda. Siapa kawan atau teman bergaul anda menggambarkan siapa diri anda sebenarnya. Jika anda bergaul dengan orang yang mempunyai nilai dan prinsip hidup yang baik maka hal ini berarti anda juga orang baik. Jika anda bergaul dengan orang yang tidak baik maka diri anda juga tidak baik. Ada satu pepatah yang sangat bagus yang berbunyi, “Birds of the same feather flock together” atau “Burung yang warna bulunya sama akan berkumpul bersama-sama”.

 "I would rather live in a world where my life is surrounded by mystery than live in a world so small that my mind could comprehend it"

~Harry Emerson Fosdick

(catatan AWG: Artikel ini adalah salah satu bab dari buku saya Manage Your Mind for Success

Baca Selengkapnya

Transformasi Diri Luar Biasa Alumnus QLT

6 Januari 2014

Beberapa tahun lalu saya ikut satu tour ke India bersama Bhante Girivirya yang kebetulan adalah salah satu hipnoterapis murid Pak Adi W. Gunawan. Dalam perjalanan saya menceritkan pada Bhante bahwa saya sudah lama mengalami sesak napas.

Beliau menjelaskan kepada saya bahwa sesak napas ini bisa disebabkan oleh emosi. Dan Bhante Giri membantu saya untuk mengatasi masalah sesak napas ini. Saya dibantu oleh Bhante Giri di bulan Maret 2011, saat dalam perjalanan tour, dan merasa plong. Beliau menyarankan saya untuk ikut QLT agar bisa mencapai hasil yang lebih maksimal. Realisasinya, saya baru bisa ikut QLT bulan September 2011.

Saat itu saya datang ke QLT dengan satu tujuan utama yaitu untuk menyembuhkan sesak napas yang saya alami sejak kehamilan anak kedua. Saat ini anak saya berusia sepuluh tahun. Berarti saya mengalami sesak napas sejak sebelas tahun yang lalu.

Di QLT saya belajar sangat banyak hal. Dan saya juga baru tahu bahwa sesak napas saya bukan karena sakit jantung, bukan karena paru saya bermasalah, dan juga bukan karena keluhan lain. Saya juga sudah cek ke dokter pencernaan terbaik di Jakarta dan semuanya sehat.

Dari tujuan semula ikut QLT yaitu hanya untuk membuat napas saya lebih lega, ternyata usai QLT vibrasi saya meningkat dan secara positif memengaruhi semua aspek hidup saya.

Saya menjadi lebih sabar, lebih ceria, lebih bijaksana, dan belajar lebih rendah hati. Semua ini saya dapatkan lewat QLT… sangat dahsyat.

Saat ikut QLT pertama kali, September 2011, pas saat ada waktu, saya langsung maju ke depan dan minta tolong Pak Adi. Saya bilang, “Pak Adi, tolong bantu sembuhkan sesak napas saya.”

Pak Adi selanjutnya mengajukan beberapa pertanyaan, menanyakan apa yang terjadi, dan tiba-tiba air mata saya mengalir turun. Saya tidak tahu mengapa saya menangis. Dan tiba-tiba saya berkata, “Pak Adi… saya habis ditipu rekan bisnis, jumlahnya cukup besar.”

Setelah saya menceritakan semuanya, Pak Adi menawarkan apakah saya bersedia dibantu agar sembuh dari sesak napas? Saya katakan bersedia. Dan syarat yang Pak Adi sampaikan, saat itu, cukup berat yaitu saya harus bersedia memaafkan dan mengampuni orang yang telah menipu saya.

Jujur saat pertama kali mendengar syarat ini saya merasa berat. Saya berpikir, “Enak saja orang itu. Sudah menipu saya, sekarang malah saya maafkan dan ampuni.”

Pak Adi sepertinya tahu pikiran saya dan berkata, “Bu Marnis, kalau Ibu tidak bersedia melepaskan ini semua maka sesak napas Ibu tidak akan bisa sembuh. Selain itu, dengan melepaskan semuanya, Ibu melepas lintah energi besar yang selama ini menggerogoti energi psikis Ibu. Lintah energi ini adalah emosi intens yang Ibu alami yaitu kemarahan, kekecewaan, kesedihan, sakit hati, dendam, atau yang lain. Dengan Ibu melepaskan semua emosi negatif, yang untung bukan orang itu tapi Ibu sendiri. Dari sini Ibu bisa memulai langkah baru, hidup baru. Dan percayalah… semua yang Ibu lakukan pasti menjadi jauh lebih baik, lebih mudah, dan lebih luar biasa hasilnya.”

Setelah berpikir sejenak, dan memang tujuan saya datang ke QLT hanya untuk menyembuhkan sesak napas saya, tidak untuk tujuan lain, saya memutuskan untuk mengikuti saran Pak Adi.

Dan Pak Adi membantu saya dengan Hypno-EFT, paling lama hanya sekitar dua menit saja, dan sesak napas saya langsung hilang… sampai saat ini. Ternyata sesak napas saya disebabkan oleh emosi kesedihan berlebih yang saya alami.

Tujuan ikut QLT pertama saya sudah tercapai. Saya sudah sembuh dari sesak napas. Selanjutnya saya belajar banyak hal yang Pak Adi ajarkan di kelas. Saya mendapat manfaat tak terkira. Dan benar seperti yang Pak Adi katakan. Setelah perasaan saya tenang, emosi negatif sudah saya lepas, dalam setahun saya berhasil meningkatkan aset saya dalam jumlah yang signifikan. 

Saya memutuskan untuk ikut QLT lagi, reseat, bulan Mei 2012, untuk penyegaran dan belajar lebih dalam lagi. Di QLT saya menulis lagi impian-impian saya. Dan luar biasa…usai QLT ini, dengan mempraktikkan apa yang Pak Adi ajarkan selama setahun kemudian saya berhasil menambah aset baru juga dalam jumlah yang signifikan. 

Itu sebabnya saya berkali-kali minta staff Adi W. Gunawan Institute untuk membolehkan saya reseat atau mengulang QLT. Namun, di QLT sekarang sudah tidak lagi ada peserta reseat yang ikut karena kelas selalu penuh.

Saya sangat senang saat mendapat kabar bahwa ada QLT Pemantapan tgl 20-22 Desember 2013. Dan di sinilah saya sekarang, ikut QLT Pemantapan. Di QLT saya menulis ulang impian-impian saya. Seperti yang diajarkan Pak Adi, menulis impian maksimal untuk satu tahun ke depan supaya mudah diup-date.

Di QLT kali ini saya juga dibantu untuk mengatasi beberapa emosi saya. Ada emosi dan imprint yang berasal dari usia lima tahun. Saya tidak bisa mandi air dingin. Setiap kali mandi air dingin saya pasti sakit demam setelahnya. Saya juga tidak bisa minum air dingin. Kalau minum air dingin atau air es saya pasti langsung kembung, perut saya tidak enak, dan demam.

Secara luar biasa… hanya dengan ngobrol di meja makan, dalam waktu singkat, kurang dari lima menit, Pak Adi membantu saya menyembuhkan dua hal ini. Saya kini sudah sembuh…bebas….I AM FREE….

Ternyata dengan ikut QLT sekali saja, investasi senilai Rp. 8,5 juta, menjadikan pencapaian saya mengalami percepatan. Menjadi sukses finansial adalah mudah.

Dengan segenap kerendahan hati saya “mereward” Ibu Merry, kepala sekolah SD Xaverius di Muara Bungo, untuk ikut QLT September 2013 dan belajar praktik transformasi diri pada Pak Adi.

Terima kasih tak terkira saya sampaikan kepada Pak Adi. Semoga semua paket pembelajaran dari Adi W. Gunawan Institute semakin membawa transformasi diri luar biasa dan semakin bermanfaat mencerdaskan anak bangsa dan dunia, meningkatkan kualitas hidup, sukses dunia dan akhirat. Semua berkat ikhlas, pasrah, syukur, dan lain-lain, lewat pikiran dan tindakann… Amin.

Mohon doa restu ya Pak Adi untuk pencapaian hidup dan keuangan yang semakin berkelimpahan.

Salam transformasi,

Marnis

Baca Selengkapnya

Cerdas dan Bijak Memahami Hipnosis Hiburan

4 Januari 2014

Akhir-akhir ini saya sering mendapat pertanyaan yang bunyinya kurang lebih sebagai berikut: Pak Adi, saya habis nonton acara hipnotis di tv. Itu benar nggak sih? Kok bisa ya orang dibikin tidur dan dikorek-korek rahasianya. Bisa dijelaskan cara melakukannya? Apa pak Adi juga mengajar hipnotis seperti yang di tv?”

Artikel ini saya tulis sebagai jawaban bagi para penonton acara hipnosis di layar kaca agar mampu cerdas dan bijak memahami hipnosis hiburan.

Hipnosis/hipnoterapi diterima sebagai cabang ilmu psikologi oleh American Psychological Association (APA) tahun 1960 dan adalah divisi ke 30 dari total 56 divisi yang ada di APA.

Ada lima cabang hipnosis yaitu stage hypnosis atau hipnosis untuk hiburan, clinical hypnosis/hypnotherapy yaitu aplikasi hipnosis dalam membantu mengatasi masalah yang berhubungan dengan emosi atau perilaku, anodyne awareness yaitu aplikasi hipnosis untuk anestesi, forensic hypnosis yaitu aplikasi hipnosis untuk penggalian data atau informasi dari pikiran bawah sadar seseorang, khususnya untuk penyidikan, dan experimental hypnosis yaitu aplikasi hipnosis untuk eksperimen.

Dari lima cabang hipnosis yang paling sering tampil di televisi, khususnya di Indonesia, adalah stage hypnosis atau hipnosis untuk hiburan atau pertunjukkan. Lima cabang hipnosis semuanya menggunakan kondisi hipnosis sebagai sarana melakukan “kerja”, namun masing-masing dengan proses yang berbeda. Untuk mampu menguasai setiap cabang hipnosis membutuhkan pelatihan yang spesifik. Dalam artikel ini saya khusus membahas mengenai hipnosis untuk hiburan.

Stage hypnotist atau lebih sering disebut sebagai hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis untuk hiburan. Dari pengamatan saya sejauh ini ada dua jenis hipnotis. Pertama, hipnotis yang benar-benar menguasai ilmu hipnosis dan menggunakan kondisi hipnosis sebagai sarana untuk melakukan pertunjukkan. Kedua, orang yang mengaku sebagai hipnotis dan menggunakan rekayasa dalam pertunjukkannya.

Sebelum menjelaskan cara kerja masing-masing hipnotis saya akan menerangkan terlebih dahulu beberapa hal penting sehingga Anda, pembaca, mendapat pemahaman yang benar dan jernih agar dapat mengerti uraian saya selanjutnya.

 

Apa itu kondisi hipnosis?

Ada banyak definisi hipnosis bergantung pada pakar yang mendefinisikannya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • hipnosis adalah altered state of consciousness (kondisi kesadaran yang meningkat)
  • hipnosis adalah kondisi pikiran yang rileks
  • hipnosis adalah kondisi pikiran yang reseptif
  • hipnosis adalah kondisi pikiran yang fokus
  • dll

 

Satu definisi yang saat ini diterima banyak kalangan adalah yang berasal dari Departemen Pendidikan Amerika, yang mendefinisikan hipnosis sebagai penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti tertentu.

Bagaimana caranya kita tahu apakah subjek berada dalam kondisi hipnosis?

Cara yang paling akurat adalah dengan melakukan pengukuran pola gelombang otak menggunakan mesin EEG. Namun tidak semua orang punya mesin EEG. Selain sulit mendapatkannya harganya juga cukup mahal.

Sebagai gantinya, kita bisa menggunakan beberapa indikator fisik dan atau mental untuk memastikan subjek telah masuk ke kondisi hipnosis.

Indikasi fisik yang menunjukkan subjek telah masuk kondisi hipnosis antara lain: REM (rapid eye movement) atau kelopak mata bergetar cepat, sering menelan ludah, produksi air mata meningkat, wajah menjadi pucat, otot wajah rileks dan datar, napas melambat, bicara menjadi (lebih) lambat atau pelan, bagian putih mata atau sclera berubah warna menjadi merah muda.

Sedangkan indikasi kondisi hipnosis secara mental antara lain: amnesia, halusinasi (visual,auditori,kinestetik, olfaktori, gustatori), munculnya Bagian Diri, abreaksi, dan distorsi waktu.

 

Sugestibilitas

Sugestibilitas adalah kepribadian hipnotik seseorang yang ditentukan atau dipengaruhi oleh semua pengkondisian dan pengalaman hidup, terutama pada usia enam hingga delapan tahun. Untuk mudahnya, sugestibilitas adalah cara seseorang belajar.

Seorang hipnotis perlu mengenal tipe sugestibilitas agar ia dapat memilih, dengan teknik tertentu, subjek yang sesuai untuk pertunjukkannya.

Ada dua tipe sugestibilitas yaitu physical suggestibility (PS) dan emotional suggestiblity (ES). Dari hasil riset didapatkan data bahwa sekitar 60% populasi adalah ES dan 40% PS.  Selain PS dan ES masih terdapat sub-kategori dari ES yang dinamakan intellectual suggestibility (IS), yang mewakili sekitar 5% populasi.

Setiap subjek biasanya merupakan kombinasi dari physical dan emotional suggestibility. Jika total sugestibilitas adalah 100% maka komposisi sugestibilitas bisa 30% physical dan 70% emotional, 40% emotional dan 60% physical, 50% physical dan 50% emotional, atau bisa kombinasi berapapun bergantung pada keunikan klien. Apakah ada yang 100% physical atau emotional? Ada, walaupun jarang.

Orang yang 50% physical dan 50% emotional disebut somnambulis. Orang ini paling baik untuk stage hypnosis karena ia berespon sangat baik terhadap sugesti baik yang bersifat physical maupun emotional.

Hipnotis pasti akan menghindari subjek tipe ES karena tipe ini sangat sulit dihipnosis dengan teknik induksi yang biasa digunakan dalam stage hypnosis. Tipe IS adalah yang paling dihindari oleh hipnotis karena ini tipe yang paling sulit untuk dihipnosis.

Untuk pertunjukkan, hipnotis akan mencari subjek tipe PS, terutama yang somnambulis karena mereka inilah yang paling sugestif sehingga sangat mudah dihipnosis dan masuk ke kondisi hipnosis yang (sangat) dalam dan mampu memunculkan berbagai fenomena trance dengan mudah.

 

Skala Kedalaman Trance

Hipnotis perlu memahami benar skala kedalaman trance beserta fenomena yang bisa muncul pada setiap level kedalaman. Skala kedalaman yang umumnya digunakan sebagai acuan adalah skala Davis Husband yang terdiri atas 30 level. Skala ini lebih sesuai untuk subjek tipe physically suggestible, daripada emotional suggestible.

Berikut adalah skala Davis Husband:

 

Insusceptible

0

1 Relaxation (relaksasi)

Hypnoidal

02 Fluttering of the eyelids (kelopak mata bergetar)

03 Closing of the eyes (menutup mata)

04 Complete physical relaxation (relaksas fisik sepenuhnya)

05 Catalepsy of the eyes (katalepsi mata)

Light Trance

06 Limb catalepsies (katalepsi tungkai)

07 Rigid Catalepsies (katalepsi rigid)

08,09,10 Glove Anesthesia (anestesi sarung tangan)

11,12 Partial posthypnothic amnesia (amnesia pascahipnotik parsial)

Medium Trance

13,14 Posthypnothic amnesia (amnesia pascahipnosis)

15,16 Personality changes (perubahan kepribadian)

17,18,19 Kinesthetic delusions (delusi kinestetik)

20 Complete amnesia by suggestion (amnesia menyeluruh dengan sugesti)

Deep Trance (Somnambulism)

21,22 Ability to open eyes without affecting the trance (mampu buka mata tanpa memengaruhi trance)

23,24 Complete somnambulism (somnambulism menyeluruh)

25 Positive visual hallucinations, posthypnotic (halusinasi visual positif, pascahipnosis)

26 Positive auditory hallucinations, posthypnotic (halusinasi auditori positif, pascahipnosis)

27 Systematized posthypnotic amnesias (amnesia pascahipnosis tersistematis)

28 Negative auditory hallucinations (halusinasi auditori negatif)

29 Negative visual hallucinations (halusinasi visual negatif)

30 Hyperesthesia (hiperestesia)

Saat melakuan induksi, tujuan hipnotis hanya satu yaitu dengan cepat membawa subjek masuk ke kedalaman trance sedalam mungkin, semakin dalam semakin baik. Bila subjek berhasil dibawa ke kedalaman, misalnya level 13, maka subjek akan dapat memunculkan fenomena di level 13 dan di level-level sebelumnya, dari 1 hingga 12, namun tidak dapat memunculkan fenomena trance di level yang lebih dalam.

Dengan demikian bila misalnya hipnotis berhasil membawa subjek masuk ke level 29 maka ini tentu sangat memudahkannya menjalankan skenario yang telah ia susun sebelumnya karena berbagai fenomena trance dapat dimunculkan dengan mudah.

Yang sering tidak diketahui penonton adalah saat subjek telah masuk ke kondisi hipnosis yang sangat dalam, misal level 28 atau 29 dan langsung diminta buka mata oleh hipnotis, subjek sebenarnya masih berada dalam kondisi hipnosis. Ia belum atau tidak keluar dari kedalaman ini. 

Berhubung level 28 atau 29 jauh lebih dalam dari level 21 atau 22 maka, sesuai dengan fenomena trance pada skala Davis Husband, saat diminta buka mata subjek masih tetap dalam kondisi hipnosis yang dalam, namun penonton mengira ia sudah keluar. Dan justru inilah yang membuat penonton takjub karena menyaksikan subjek yang dikira sudah kembali ke kesadaran normal namun melakukan hal-hal luar biasa mengikuti sugesti hipnotis.

 

Merancang Skenario Pertunjukkan

Seorang hipnotis profesional tidak akan tampil tanpa persiapan matang. Yang biasa dilakukan adalah merancang skenario pertunjukkan yang akan dimainkan setelah berhasil mendapatkan subjek yang sesuai. Kekuatan hipnotis, selain pada kecakapannya menghipnosis, juga terletak pada skenario, yang ia susun dengan sangat cermat, dan menjadi satu hiburan yang sangat menarik, asyik, dan menyenangkan bagi penonton.

 

Bagaimana memilih subjek?

Hipnosis untuk hiburan tidak bisa dilakukan asal-asalan. Hipnotis perlu mencari dan menemukan subjek yang bersedia dihipnosis dan adalah tipe physical suggestibility. Subjek juga harus bersedia secara sukarela menjadi “bintang” pertunjukkan.

Walau subjek bersedia menjadi bagian dari pertunjukkan, bersedia dengan sukarela dihipnosis, namun bila ia bukan tipe PS akan sangat riskan bagi hipnotis bila menghipnosis subjek ini.

Memilih subjek tipe PS dilakukan dengan uji sugestibilitas. Ada beberapa cara melakukannya. Pertama menggunakan Arm Raising Test(ART). ART dilakukan dengan meminta penonton menutup mata dan menjulurkan kedua lengan ke depan. Penonton diminta membayangkan tangan kanan memegang sebuah ember dan tangan kiri terikat dengan banyak balon gas. Mengikuti aba-aba hipnotis, ember diisi air semakin lama semakin penuh sehingga terasa berat dan lengan kanan bergerak turun. Sementara itu, lengan kiri menjadi semakin ringan dan terangkat ke atas.

 

Penonton yang paling responsif mengikuti sugesti hipnotis adalah yang nantinya akan dipilih menjadi subjek untuk pertunjukkan. Dan yang paling responsif adalah tipe PS.

Biasanya, setelah melakuan ART, hipnotis akan melanjutkan dengan Hand Locking Test. Untuk melaksanakan test ini, subjek diminta duduk dan menjulurkan kedua lengannya ke depan. Selanjutnya subjek disugestikan untuk merapatkan tangannya, kedua telapak tangan saling  menggenggam dengan erat, dan membuat kedua lengannya menjadi kaku. Hipnotis memberikan sugesti bahwa kedua telapak tangan subjek menggenggam sangat erat, sangat kuat, sehingga tidak bisa dilepas.

 

Subjek yang sugestif akan benar-benar mengalami kondisi seperti yang disugestikan dan tidak bisa melepas kedua tangannya. Subjek inilah yang dipilih untuk pertunjukkan karena sangat sugestif.

 

Bagaimana membawa subjek masuk kondisi hipnosis?

Ada beberapa cara untuk membawa subjek masuk kondisi hipnosis. Mengingat keterbatasan waktu, hipnotis menggunakan teknik induksi instan, biasa disebut dengan shock induction, yang mampu membawa subjek dengan sangat cepat masuk ke kondisi deep trance. Untuk hipnosis hiburan, semakin cepat dan dalam subjek masuk kondisi hipnosis, semakin baik.

Cara lain adalah dengan memasang anchor atau sugesti pascahipnosis. Caranya adalah dengan memilih subjek sebelum acara berlangsung. Subjek ini diberi sugesti pascahipnosis yang nantinya bila diaktifkan akan langsung membawa subjek masuk kembali ke dalam kondisi hipnosis yang dalam.

Bila ini dilakukan maka hipnotis hanya perlu mengaktifkan anchor dan subjek langsung “tertidur”. Penonton akan melihat hipnotis sebagai orang sakti mandraguna karena hanya dengan menjentikkan jari sambil berkata “tidur”, subjek langsung menutup mata dan “tidur”.

 

Kode Etik

Dalam melakuan hipnosis hiburan, hipnotis profesional harus mematuhi kode etik yaitu tidak boleh melakukan atau meminta subjek melakukan hal-hal yang merugikan diri subjek atau mempermalukan subjek, hal-hal yang membahayakan keselamatan hidup subjek atau orang lain, atau hal-hal yang melanggar norma, moral, atau nilai-nilai spiritual/agama.

Hukum emas yang harus dipegang teguh adalah perlakukan orang lain sama seperti bagaimana Anda ingin mereka memperlakukan diri Anda.

Saya mengenal rekan-rekan hipnotis yang bermain dengan cantik, santun, kreatif, dan sangat menghargai subjeknya. Mereka mampu menghibur penonton dengan berbagai aksi panggung yang cerdas bersama subjek dan tetap memegang teguh kode etik. 

Namun sangat disayangkan ada juga hipnotis yang tidak tahu atau mungkin tidak peduli dengan kode etik ini. Yang penting adalah acara mereka lucu dan menghibur. Dan kesan yang muncul adalah hipnosis identik dengan manipulasi pikiran, mempermalukan subjek, subjek dibuat "tidak sadar", dan tidak manusiawi. Ini yang sungguh sangat disayangkan.

 

Melakukan Hipnosis Hiburan

Di atas saya menjelaskan ada dua jenis hipnotis yaitu yang sungguh menguasai ilmu hipnosis dan yang hanya mengaku atau berlagak menguasai ilmu hipnosis. Sekarang saya akan jelaskan terlebih dulu bagaimana hipnotis jenis pertama melakukan hipnosis hiburan.

Hipnotis tipe pertama memahami benar apa yang telah saya jelaskan di atas, mulai dari memahami kondisi hipnosis, indikasi trance, sugestibilitas, skala kedalaman trance, merancang skenario pertunjukkan, teknik memilih subjek, membawa subjek masuk kondisi hipnosis, dan kode etik.

Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada para hipnotis yang sungguh-sungguh menjalani profesi mereka dengan profesional dan memegang teguh kode etik.

Untuk melakukan hipnosis hiburan sebenarnya sangat mudah. Yang dibutuhkan hanya dua hal yaitu keahlian memilih subjek dan kreativitas hipnotis.

Hipnotis profesional dan berpengalaman biasanya akan memilih subjek dari para penonton. Semakin banyak penonton yang hadir semakin baik karena semakin besar peluang ia menemukan subjek yang sangat sugestif melalui uji sugestibilitas.

Namun, bila ternyata jumlah penontonnya sedikit, atau pertunjukkannya disiarkan live, atau ini dilakukan di komunitas tertentu yang tidak memungkinkan hipnotis memilih subjek dari penonton, atau hipnotis ingin mencari aman dan memastikan show-nya berjalan dengan baik, maka ia akan menyiapkan subjeknya sendiri. Subjek ini adalah orang atau anak buah si hipnotis yang disusupkan seolah-olah menjadi salah satu dari hadirin. Nanti, melalui cara yang sangat halus hipnotis akan memilih subjek ini dari penonton. Dan ini yang seringkali terjadi.

Hadirin lain yang tidak menyadari hal ini tentu akan sangat kagum dengan kehebatan si hipnotis yang mampu menghipnosis salah satu dari mereka dengan begitu cepat, mudah, dan setelahnya melakukan pertunjukkan yang sangat menarik dan menghibur.

Di salah satu pasar swalayan Surabaya pernah hadir seorang hipnotis terkenal yang sering tampil di layar kaca. Setelah penonton berkumpul, si hipnotis memanggil salah satu karyawan pasar swalayan itu. Dan dengan tiba-tiba ia menghipnosis subjeknya hanya dengan menjentikkan jari dan berkata,“Tidur”. Selanjutnya ia melakukan pertunjukkan yang sangat heboh, mencengangkan, luar biasa, dan mengundang decak kagum para penonton. Pertunjukkan diakhiri dengan tepuk tangan luar biasa dari para hadirin. Semua puas dan gembira karena mendapat tontonan yang spektakuler.

Namun, yang tidak diketahui oleh si hipnotis, di pasar swalayan ini ada konter salah satu rekan saya, sebut saja, Joni. Joni kenal semua karyawan yang bekerja di sana. Ternyata Joni tidak mengenal karyawan yang menjadi subjek si hipnotis.

Usai acara, setelah semua penonton pergi, Joni bertanya kepada para karyawan lain yang tadi juga menyaksikan acara itu apakah mereka mengenal subjek. Barulah mereka tersadar bahwa subjek itu, walau mengenakan seragam yang sama seperti yang mereka kenakan, ternyata tidak mereka kenal. Dengan kata lain, “karyawan” yang dijadikan subjek sebenarnya adalah orangnya si hipnotis yang disusupkan seolah-olah adalah karyawan pasar swalayan, lengkap dengan mengenakan seragam.

Hipnotis tipe kedua, lain lagi ceritanya. Hipnotis inilah yang “merusak” citra dunia hipnosis/hipnoterapi. Mereka biasanya tidak menguasai ilmu hipnosis. Ia hanya mengandalkan keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi. Orang yang menjadi subjeknya biasanya bukan berasal dari penonton tapi sudah ia siapkan sebelumnya.  

Berdasar penjelasan saya di atas, tampak bahwa subjek yang tampil di pertunjukkannya bukanlah dari hasil uji sugestibilitas. Dengan demikian ini semua hanyalah rekayasa belaka. Yang hipnotis ini gunakan hanyalah skenario yang telah disepakati atau diatur sebelumnya dengan si subjek. Dan seringkali subjek adalah orang yang khusus dibayar untuk melakukan pertunjukkan itu. Tentu semua kesepakatan ini terjadi di balik layar.

Ada orang yang bersedia menjadi subjek dan melakukan yang diskenariokan oleh hipnotis karena ia dibayar. Ada pula yang melakukan untuk mendapat publikasi karena acaranya disiarkan di tv nasional.

Untuk menjadi hipnotis tipe kedua Anda tidak perlu ikut pelatihan. Yang dibutuhkan hanyalah rasa percaya diri yang tinggi, pintar bermain peran, komunikatif, pintar merancang skenario pertunjukkan, dan menemukan orang yang bersedia dibayar untuk pura-pura Anda hipnosis dan melakukan apapun yang Anda minta ia lakukan, atau orang yang senang menjadi pusat perhatian. Mudah, kan?

 

Menjadi Penonton yang Cerdas dan Bijak

Saya sering mendapat pertanyaan dari calon klien, “Saya lihat di tv, ada hipnotis yang hanya dengan bakar tisu mampu membuat subjeknya tidur. Ini benar ya? Trus, kok bisa ya orang itu dikorek-korek rahasianya. Hipnotisnya pake ilmu apa?”

Saya katakan padanya bahwa yang ia saksikan di tv itu adalah hiburan. Apakah bisa hanya dengan bakar tisu subjek langsung masuk kondisi hipnosis atau trance? Jawabannya, “Bisa”. Tapi ini butuh persiapan. Sebelumnya, subjek telah dipasangi anchor dan sugesti pascahipnosis, yaitu setiap kali ia melihat tisu yang terbakar maka ia langsung masuk ke dalam kondisi trance.

Masuk kondisi hipnosis membutuhkan beberapa persyaratan. Pertama, subjek/klien harus bersedia dan mengijinkan secara sadar untuk dihipnosis. Kedua, subjek/klien bersedia mengikuti bimbingan hipnotis/hipnoterapis. Ketiga, subjek/klien percaya sepenuhnya pada hipnotis/hipnoterapis dan sama sekali tidak ada rasa takut atau penolakan. Keempat, hipnotis/hipnoterapis cakap dan menguasai dengan sangat baik teknik induksi yang sesuai dengan tipe sugestibilitas subjek/klien.

Dalam kondisi hipnosis, sedalam apapun, subjek/klien tetap sadar dan sepenuhnya memegang kendali pikirannya. Hipnotis tidak bisa dan tidak akan mungkin mampu mengorek rahasia subjek. Yang terjadi adalah subjek secara sukarela menceritakan “rahasia”nya.

Logikanya sederhana sekali. Bila memang apa yang dilakukan di tv itu benar, bila hipnotis mampu membuat atau lebih tepatnya memaksa subjek menceritakan rahasianya maka kita tidak perlu KPK (Komisi Pemberantas Korupsi). Bawa saja para koruptor ke hipnotis dan selanjutnya semuanya akan terungkap terang benderang. Kenyataannya sampai saat ini belum pernah kita dengar ada koruptor yang dikorek rahasianya oleh hipnotis yang sering tampil di tv. Mengapa demikian? Ya karena memang ini tidak bisa dilakukan.

Saya pernah membaca di salah satu pemberitaan, saat ramai kasus Bank Century, anggota DPR, yang kesal karena para tersangka tidak bersedia mengungkap data sebenarnya dengan alasan lupa, hendak minta bantuan hipnotis yang sering muncul di tv untuk menghipnosis dan mengungkap rahasia yang disembunyikan oleh tersangka.

Saat dihubungi, si hipnotis berkata bahwa ia tidak bisa melakukan seperti yang diminta oleh anggota DPR. Dengan gamblang ia menjelaskan bahwa apa yang ditayangkan di tv adalah hipnosis hiburan, sesuatu yang sudah diatur sebelumnya sehingga menimbulkan kesan lucu dan menghibur. Hipnosis hanya bisa dilakukan bila subjek bersedia dihipnosis, bersedia bekerjasama sepenuhnya. Bila subjek menolak, hipnosis tidak bisa dilakukan.  

Selain itu, sebagai penonton yang cerdas dan bijak, kita bisa tahu apakah subjek benar masuk ke kondisi hipnosis atau itu hanya pura-pura alias rekayasa.

Bagaimana caranya?

Memang akan sulit untuk menggunakan indikasi kondisi hipnosis secara mental seperti amnesia, halusinasi (visual,auditori,kinestetik, olfaktori, gustatori), munculnya Bagian Diri, abreaksi, dan distorsi waktu. Saya katakan sulit karena ini bisa direkayasa atau subjek sengaja berbohong.

Yang mudah kita amati adalah indikasi fisiknya. Indikasi subjek sudah masuk ke kondisi hipnosis, secara fisik, antara lain: REM (rapid eye movement) atau kelopak mata bergetar cepat, sering menelan ludah, produksi air mata meningkat, wajah menjadi pucat, otot wajah rileks dan datar, napas melambat, bicara menjadi (lebih) lambat atau pelan, dan bagian putih mata atau sclera berubah warna menjadi merah muda.

Saya sering mengamati subjek yang dihipnosis oleh hipnotis, di tv, dan dari pengamatan menggunakan indikasi fisik saya menyimpulkan subjek itu sama sekali tidak masuk kondisi hipnosis.

Dari mana saya sampai pada simpulan ini?

Berikut adalah indikasi yang menunjukkan subjek tidak masuk kondisi hipnosis:

  • teknik induksi yang dilakukan, dari pengalaman klinis, tidak bisa membawa klien masuk kondisi deep trance. Ditambah lagi hipnotis tidak melakukan deepening untuk membawa subjek masuk kondisi hipnosis yang semakin dalam.
  • tidak ada REM, mata klien sama sekali tidak bergetar.
  • wajah subjek tetap normal, sama seperti sebelum “dihipnosis”.
  • subjek sering mengernyitkan alis mata, seolah tegang atau sedang berpikir. Ini tidak mungkin bisa terjadi bila subjek tipe PS ini benar-benar telah masuk ke kondisi hipnosis yang dalam. Ingat, untuk bisa melakukan hipnosis hiburan, subjek perlu masuk kondisi hipnosis yang dalam. Dan dalam kondisi ini otot-otot wajahnya rileks dan tampak datar.
  • subjek bicara dengan cepat. Orang dalam kondisi hipnosis cenderung bicara lebih lambat.
  • subjek setelah menjawab, bisa mengoreksi jawaban yang ia anggap salah. Ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang dalam kondisi hipnosis yang dalam.
  • subjek tidak literal. Saat ditanya, “Apakah boleh tahu mengenai ……..?”, subjek langsung bercerita panjang lebar. Padahal, salah satu ciri kondisi hipnosis adalah sifat literal, yaitu pola pikir subjek kembali seperti anak kecil yang bila ditanya akan menjawab apa adanya sesuai pertanyaan, bukan menjawab berdasar simpulan. Bila ditanya, “Apakah boleh tahu mengenai…..?”, maka jawaban seharusnya adalah, “Boleh.”
  • usai dihipnosis, saat buka mata, mata subjek sama sekali tidak ada perubahan warna. Yang umum terjadi, apalagi untuk subjek yang sugestif dan tipe physically suggestible, saat keluar dari kondisi hipnosis, sclera atau bagian putih mata akan berubah warna menjadi kemerahan atau merah mudah seperti baru bangun tidur.

 

Saat sedang menyelesaikan artikel ini saya sempat menyaksikan di salah satu televisi seorang subjek sedang diwawancarai oleh hipnotis. Hal-hal yang saya tulis di atas semuanya terjadi pada subjek. Ini adalah bukti bahwa apa yang ditampilkan di tv itu hanya rekayasa. Bahkan subjek sempat mengoreksi jawabannya dengan berkata, “Saat itu dia bilang ….eh.. aku yang bilang …..”

 

Apakah Hipnotis Sama Dengan Hipnoterapis?

Jawaban singkat, “Tidak sama.” Hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis untuk hiburan. Sedangkan hipnoterapis adalah orang yang melakukan terapi dengan atau dalam kondisi hipnosis untuk membantu klien mengatasi masalah yang berhubungan dengan emosi atau perilaku. Kemampuan hipnotis berbeda dengan hipnoterapis. Apa yang disaksikan di tv, sekali lagi, hanya untuk hiburan, tidak bisa diaplikasikan untuk terapi.

Baca Selengkapnya

Refleksi Akhir Tahun Seorang Manusia Pembelajar

31 Desember 2013

Tidak terasa kita sudah memasuki akhir tahun 2013. Waktu berlalu dengan sangat cepat meninggalkan jejak peristiwa dan kesan penuh warna dan makna. Akhir tahun adalah waktu yang tepat melakukan refleksi berbagai aspek kehidupan. Dalam kesempatan ini saya merefleksi perjalanan karir saya sebagai manusia pembelajar yang berbagi pengetahuan dan pengalaman hidup kepada publik.

Di tahun 2005 saya mulai menyelenggarakan pelatihan pengembangan diri dengan nama Supercamp Becoming a Money Magnet (SCBaMM) yang dilanjutkan dengan menulis buku dengan judul sama. Buku Becoming a Money Magnet berhasil masuk ke deretan buku laris kala itu dan hingga saat ini masih terus dicari pembaca.

Pelatihan SCBaMM  sangat diminati publik dan diselenggarakan hingga penghujung tahun 2007. SCBaMM telah berhasil membantu sangat banyak peserta mengalami perubahan hidup secara luar biasa. LOA (Law of Attraction) mereka menjadi aktif dengan sangat kuat dan menjadi Money Magnet. Ada sangat banyak testimoni yang saya dapatkan dari para alumni, baik yang dikirim lewat email, sms, atau disampaikan langsung pada saya.

Di akhir tahun 2007 terjadi satu peristiwa penting dalam hidup saya dan saya memutuskan menghentikan SCBaMM. Sebagai gantinya saya merancang pelatihan yang jauh lebih powerful dan diberi nama Quantum Life Transformation (QLT) . QLT pertama kali diselenggarakan di awal tahun 2008 bertempat di Hotel Selecta, Batu, Malang.

Di QLT ada banyak materi SCBaMM yang saya update. Tujuan semula memang masih mengajarkan cara mengaktifkan LOA dan menjadi Money Magnet. Seiring waktu berjalan, dengan saya mendalami secara all out teknologi pikiran, khususnya hipnoterapi klinis, menjadi hipnoterapis yang setiap hari membantu klien mengatasi beragam kasus, mulai kasus ringan hingga kasus berat, saya semakin mengerti cara kerja pikiran pada level terdalam, pikiran bawah sadar dan nirsadar, khususnya dalam transformasi diri.

Dalam membantu klien di ruang terapi saya menemukan satu hal penting. Setiap orang dapat berubah dengan cepat asalkan ia punya niat yang kuat dan dibantu dengan teknik yang efektif atau sesuai dengan kondisinya. Dari sinilah saya berpikir seharusnya hal yang sama juga dapat terjadi pada para peserta QLT.

Saya menyempurnakan materi QLT dengan menambahkan teori dan teknik transformasi diri yang bersumber dari teknik terapi yang digunakan di ruang praktik saya. Hanya teknik-teknik yang telah teruji secara klinis efektif dan efisien dalam membantu klien berubah yang saya ajarkan di QLT. Memang ada banyak teknik efektif yang bisa saya ajarkan. Dan setelah saya pilih dan pilah dengan sangat cermat, akhirnya didapatkan beberapa teknik yang benar-benar sangat efektif dan mudah dipraktikkan. Inilah yang diajarkan di QLT, tentunya dengan modifikasi sesuai setting dan tujuan pelatihan.

Perkembangan diri yang saya alami, pergumulan batin, dan pertumbuhan pemahaman saya akan makna dan tujuan hidup, masukan, saran, dan diskusi dengan banyak alumni QLT semuanya memberi warna yang berbeda pada setiap QLT.

Bila dulu SCBaMM  dan QLT awal bertujuan mengajarkan cara mengaktifkan LOA dan menjadi Money Magnet maka saat ini tujuan QLT sudah mengalami pergeseran signifikan.

QLT tidak lagi hanya fokus pada aktivasi LOA dan Money Magnet, walau di QLT tetap diajarkankan materi ini. Mengapa?

Pengalaman hidup saya pribadi, bukti empiris, pengalaman membantu dan menangani ribuan klien, dalam konteks hipnoterapi klinis, pemahaman lebih mendalam mengenai sifat dan hukum pikiran, proses manifestasi ide menjadi realita fisik, dan dari hasil diskusi dengan banyak alumni QLT yang mengalami perubahan hidup siginifikan membuktikan bahwa untuk mengaktifkan LOA dan menjadi Money Magnet sebenarnya sangatlah mudah.

Money Magnet adalah efek samping dari serangkaian perubahan yang jauh lebih penting yang terjadi di dalam diri. Perubahan inilah yang menjadi fondasi aktivasi LOA di aspek apa saja dalam hidup seseorang.

Berbekal pemahaman ini, kini QLT telah mengalami perluasan tujuan. Para peserta datang ke QLT dengan membawa pengharapan dan tujuan masing-masing. Ibarat seseorang menginap di hotel bintang lima dan ingin sarapan pagi, maka saat ke resto untuk sarapan mereka akan memilih makanan sesuai dengan selera mereka. Tentu tidak mungkin makan semua makanan yang tersedia.

Demikian pula para peserta QLT saat ini. Mereka datang fokus dengan tujuan masing-masing. Dan latar belakang para peserta juga sangat beragam. Saat ini, dari hasil wawancara dengan para peserta QLT diketahui tujuan mereka ikut QLT antara lain:

  • mengaktifkan LOA dan menjadi Money Magnet
  • meningkatkan kondisi finansial
  • meningkatkan kesadaran diri
  • lebih mengenal diri sendiri
  • menerima, menghargai, dan mencintai diri sendiri apa adanya
  • berdamai dengan diri sendiri
  • menjadi suami/istri yang lebih baik
  • menjadi orangtua yang lebih baik
  • menjadi guru/pengajar/trainer yang lebih efektif
  • menyembuhkan luka batin/trauma/fobia
  • meningkatkan kualitas kehidupan spiritual
  • masuk ke kondisi khusyuk
  • masuk ke kondisi meditatif yang dalam dengan cepat dan mudah
  • mengalami relaksasi fisik dan mental yang dalam
  • menyembuhkan berbagai penyakit psikosomatis
  • memaafkan orang/masa lalu
  • belajar dan memahami cara kerja pikiran untuk transformasi diri
  • memperbaharui visi dan misi pernikahan
  • belajar menentukan atau menemukan passion hidup
  • menjadi lebih sabar dan pengertian
  • menjadi anak yang lebih mampu mengasihi orangtua
  • lebih pasrah, ikhlas, dan tawakal
  • lebih sabar
  • mencari, menemukan, dan menghilangkan mental block penghambat sukses
  • ketenangan pikiran
  • hati yang damai
  • lebih menghargai diri sendiri
  • keluarga yang lebih harmonis
  • menemukan lingkungan atau komunitas yang positif
  • menjadi lebih bijak
  • mengerti makna dan tujuan hidup
  • mampu mengendalikan diri lebih baik
  • dan masih banyak lagi lainnya

 

Di awal saya mengatakan bahwa Money Magnet atau Success Magnet adalah efek samping. Lalu, apa yang mengakibatkan ini semua?aSemuanya kembali pada kesadaran diri, perasaan diri berharga, ketenangan pikiran, kedamaian hati, kepasrahan, dan kejelasan visi dan misi hidup.  Tanpa ini semua, apapun yang dilakukan untuk menjadi Money Magnet akan sulit terwujud.

Di pelatihan QLT terakhir saya mengajarkan teknik The Art of Manifesting. Dengan teknik ini para peserta mampu memprogram pikiran bawah sadar mereka untuk mencapai berbagai hal yang mereka inginkan, tidak hanya di aspek finansial.

Selain itu, untuk lebih meningkatkan proses, keefektifan, dan hasil QLT saya menggunakan berbagai skrip sugesti yang telah disusun dengan sangat hati-hati, dengan pilihan semantik yang cermat dan presisi, untuk memberikan efek terapeutik yang maksimal, dan dimasukkan ke pikiran bawah sadar peserta dalam kondisi relaksasi pikiran yang sangat dalam.

Saya menyampaikan terima kasih mendalam kepada para alumni QLT yang, setelah merasakan manfaat luar biasa dari QLT dan mengalami perubahan hidup signifikan, berhasil mencapai berbagai impian mereka, merekomendasikan QLT kepada rekan, sahabat, kolega, atasan, staff, dan anggota keluarga mereka.

Ijinkan saya menutup artikel ini dengan ungkapan rasa terima kasih mendalam kepada para alumni QLT atas kesempatan indah yang diberikan kepada saya berbagi pengetahuan, pengalaman, dan terutama pengharapan akan masa depan dan kehidupan yang lebih baik yang menjadi hak kita sejak lahir.

Besar harapan saya dapat jumpa dengan rekan-rekan yang membaca artikel ini di QLT tahun 2014, belajar dan bertumbuh bersama mencapai potensi maksimal demi kebaikan hidup kita.

Semoga di tahun 2014 ini kita semua diberkahi dengan kesehatan, ketenangan, kebahagiaan, kedamaian, keberlimpahan, dijernihkan pikirannya, disucikan hatinya, dan dimudahkan jalannya oleh Sang Maha Kuasa sehingga lebih mampu menjalani hidup dengan lebih sabar, pasrah, ikhlas dan tawakal…. Amin.

Baca Selengkapnya

Hipnoterapi untuk Anak

24 Desember 2013

Aplikasi hipnoterapi untuk membantu mengatasi masalah yang berhubungan dengan emosi dan perilaku sangatlah luas. Salah satu aplikasinya adalah untuk membantu anak. 

Sebagai hipnoterapis klinis kami sering dimintai tolong oleh para orangtua untuk membantu mengatasi masalah anak mereka. Apa saja masalah anak yang biasa kami tangani? Sangat beragam, antara lain anak tidak disiplin, tidak fokus kalau belajar, sulit konsentrasi, tidak percaya diri, enuresis (ngompol saat tidur), bruxism (gigi menggerinda saat tidur), minder, sulit bergaul, kurang motivasi, malas kerja PR, mogok sekolah,  gagap, fobia (macam-macam fobia: kecoa, gelap, anjing, tikus, cecak, matematika, dll), kecanduan main game, rewel sejak punya adik, prestasi sekolah kurang/tidak baik atau menurun, suka berbohong, sulit mengendalikan emosi, impulsif, mencuri, membantah, tidak mandiri, dan masih banyak lagi masalah lainnya. 

Sebagai orangtua dan juga pendidik saya sepenuhnya dapat memahami rasa frustrasi orangtua yang anaknya “bermasalah”. Setiap orangtua pasti mendambakan dan berharap punya anak yang pandai, baik, cerdas, rajin, disiplin, penurut, mandiri, disiplin, dan masih banyak sifat atau karakter positif lainnya. 

Orangtua yang datang ke kami, hipnoterapis klinis, biasanya sudah mencoba segala cara untuk mengubah atau membuat anaknya menjadi seperti yang mereka inginkan. Bila segala cara yang diketahui atau terpikirkan oleh orangtua sudah dicoba namun anak masih tidak berubah seperti yang diinginkan, masih tetap “bermasalah”, maka orangtua akan mencari bantuan pihak ketiga atau profesional. Di tahap inilah biasanya orangtua menghubungi dan minta bantuan kami. 

Dalam konteks hipnoterapi umumnya ada tiga kategori anak. Pertama, anak usia sangat muda, dengan rentang usia mulai lahir hingga sekitar lima atau enam tahun. Kedua, anak usia muda, usia lima hingga sebelas tahun. Dan ketiga, anak remaja, usia dua belas tahun ke atas. 

Untuk keefektifan terapi, saya hanya menggunakan satu kategori anak. Saya mendefiniskan “anak” sebagai individu, berapapun usianya, yang masih memiliki ketergantungan baik secara finansial dan terutama emosional pada orangtua atau pengasuh utamanya. 

Bagaimana kami melakukan hipnoterapi pada anak? 

Protokol terapi yang saya dan para hipnoterapis alumni Adi W. Gunawan Institute gunakan, dalam konteks hipnoterapi untuk anak, mensyaratkan di sesi pertama kedua orangtuanya, ayah dan ibu, harus bersedia bertemu terapis untuk menjalani sesi wawancara mendalam dan konseling. 

Syarat ini sangat penting untuk dipenuhi. Biasanya bila salah satu orangtua tidak bersedia atau berkenan hadir maka kami tidak akan bersedia melakukan hipnoterapi pada anak mereka. Syarat ini tentu tidak berlaku bagi orangtua tunggal (single parent). 

Alasan kami meminta kedua orangtua hadir adalah karena kami ingin mendapat penjelasan detil seputar masalah anak dari sudut pandang kedua orangtua, pola asuh yang diterapkan di rumah, siapa pengasuh utama anak, interaksi orangtua dengan anak, pola komunikasi, lingkungan utama tempat anak bertumbuh dan berkembang, dan sekaligus menanyakan kesediaan orangtua untuk bekerja sama dalam membantu anak berubah. 

Karakter anak adalah hasil bentukan, bukan sekedar bawaan lahir.  Ada yang  mengatakan bahwa anak ibarat kertas kosong (tabula rasa). Ini adalah padangan yang kurang tepat. Yang benar adalah anak seperti sebuah media tempat pelukis (baca: orangtua) menorehkan cat lukis. Untuk dapat menghasilkan lukisan yang indah, pelukis harus mengenal media yang ia gunakan, apakah terbuat dari kertas, kanvas, kain, kaca, logam, keramik, tembok, atau media lainnya, dan tentunya juga menggunakan bahan dan teknik lukis yang sesuai. Sayangnya orangtua biasanya hanya mengenal satu teknik lukis yaitu teknik yang ia pelajari dari orangtuanya yang mendidiknya saat kecil. Teknik ini juga yang ia gunakan, lebih tepatnya dipaksakan, untuk menghasilkan lukisan dalam diri anaknya, yang mana seringkali tidaklah sesuai. 

Pengalaman klinis dan empiris menunjukkan bahwa masalah anak sebenarnya adalah cerminan dari kualitas sistem keluarganya. Bila anak “bermasalah” maka bisa dipastikan ini hanyalah akibat dari sistem keluarga yang bermasalah. Dan yang menjadi orang kunci dalam sistem keluarga adalah orangtua, ayah dan ibu. 

Setelah mendengar uraian dan jawaban dari kedua orangtua, barulah kami memutuskan apakah si anak perlu kami terapi ataukah justru orangtuanya yang perlu menjalani sesi konseling lanjutan atau bahkan perlu diterapi. 

Seringkali yang bermasalah bukanlah si anak namun justru salah satu atau kedua orangtuanya. Misalnya, orangtua tidak harmonis, sering tidak ada waktu untuk anak, berkata kasar, tidak sehati dalam mendidik anak. 

Orangtua yang tidak mengerti fase dan proses tumbuh kembang anak biasanya akan memaksakan standar yang mereka pikir benar kepada anak. Ada lagi yang suka membanding-bandingkan anak dengan saudaranya atau orang lain. 

Saya sering menjumpai orangtua, khususnya si Ibu, yang mengeluh bahwa anaknya bermasalah, tidak bisa konsentrasi, dan maunya main terus. Saat saya tanya apa maksudnya anak tidak bisa konsentrasi si ibu menerangkan bahwa rentang fokus anaknya sangat pendek. Kalaupun bisa fokus memelajari sesuatu ini hanya singkat, hanya beberapa menit, tidak bisa lama. 

“Maunya Ibu anak bisa konsentrasi dan fokus berapa lama?” tanya saya. 

“Ya kalau bisa minimal satu jam,” jawabnya. 

“Berapa usia anak Ibu,” tanya saya penasaran. 

“Tiga tahun Pak,” jawab si Ibu.

Astaghfirullah…. Saya sungguh kaget mendengar jawaban ini. Dari jawaban si Ibu saya memahami sepenuhnya bahwa si anak tidaklah bermasalah. Anak ini dianggap bermasalah oleh ibunya karena pemahaman yang tidak tepat yang dipegang oleh si Ibu. Bila si Ibu bersikukuh pada pandangannya bahwa anaknya bermasalah maka cepat atau lambat anaknya pasti jadi bermasalah seperti yang ia harapkan. 

Anak usia tiga tahun tidak mungkin, saya ulangi, tidak mungkin bisa tahan konsentrasi atau fokus belajar sampai satu jam. Cara belajar anak adalah dengan bermain. Bila ia suka maka ia bisa belajar dan fokus dalam waktu yang lebih lama. Namun tetap tidak mungkin bisa sampai satu jam. 

Sebagai terapis saya tidak menyalahkan orangtua. Mereka umumnya merasa telah melakukan yang terbaik dalam mendidik anak. Namun sayangnya apa yang mereka pikir baik ternyata kurang tepat atau salah. Di sinilah pentingnya peran terapis dalam memberikan konseling dan edukasi kepada orangtua mengenai cara mendidik anak dengan benar, cara mengisi tangki cinta anak, pengharapan positif, dan menggunakan kata-kata positif dalam komunikasi dengan anak. Dan yang juga sangat penting adalah kesatuan hati, sikap, dan komitmen kedua orangtua memberikan yang terbaik bagi anak mereka. 

Orangtua adalah hipnotis dan hipnoterapis terbaik bagi anaknya. Mereka yang membentuk anak-anak mereka dan mereka pula yang dapat dengan cepat mengubah anak mereka dengan pertama-tama mengubah sikap dan perilaku mereka sendiri. 

Setelah orangtua menjalani konseling atau terapi kami memberi tugas pada mereka, hal-hal yang tidak lagi boleh dilakukan dan apa yang sebaiknya mereka lakukan di rumah dalam upaya membantu anak berubah. Peran orangtua, dalam hal ini, sangat penting, yaitu sebagai hipnoterapis yang “menerapi” anak di rumah melalui perubahan dan modifikasi lingkungan dan interaksi. 

Bila anak membutuhkan penanganan maka, bisa di sesi yang sama atau di sesi selanjutnya, kami akan melakukan terapi. Teknik terapi yang digunakan sangat bergantung pada usia anak. 

Untuk anak usia di bawah lima tahun yang kami lakukan adalah memberikan edukasi kepada orangtua, mengajari orangtua cara melakukan teknik terapi sederhana namun efektif, dan membuatkan skrip sugesti yang akan dibacakan orangtua kepada anak. 

Bila anak berusia sekitar lima atau enam tahun hingga dua belas tahun maka kami akan membantu anak mengatasi emosi yang berhubungan dengan masalahnya, dan setelah itu memberikan sugesti yang sesuai. 

Selanjutnya bila usia anak dua belas tahun atau lebih maka kami menggunakan teknik terapi untuk orang dewasa. 

Saya pernah menangani “anak” usia 35 tahun dan 43 tahun yang masih tinggal serumah dengan kedua orangtuanya dan masih bergantung secara finansial dan emosional pada kedua orangtuanya. Di sesi awal saya mensyarakat kedua orangtuanya hadir. 

Di masyarakat ada pandangan yang kurang tepat mengenai hipnoterapi. Banyak yang berpandangan bahwa hipnoterapi adalah hanya dengan memberi sugesti sehingga berpikir bila anak sudah ke hipnoterapis dan diberi sugesti maka semua masalah pasti teratasi. Benarkah demikian? Tentu tidak sesederhana dan semudah ini. 

Ada banyak pertimbangan yang perlu dipikirkan sebagai langkah konkrit membantu anak mengatasi masalah mereka. Secara umum, hipnoterapi untuk anak terdiri atas lima tahap yaitu mencari tahu masalah anak, menganalisis kemungkinan akar masalah, menetapkan strategi terapi, melakukan terapi, dan memantau hasil terapi. 

Berikut saya beri satu contoh kasus yang pernah saya tangani. Budi berusia hampir tujuh tahun dan duduk di kelas 1 SD. Ibunya mengeluh bahwa Budi sulit belajar dan hanya mau mengerjakan soal matematika. Kalau membaca dan menulis, Budi sangat lambat dan sering tidak menjawab pertanyaan. Akibatnya nilai Budi jeblok dan terancam tidak naik kelas. 

Dari hasil wawancara didapatkan data menarik. Budi setiap hari mendapat les pelajaran dari guru sekolahnya. Dan bila ditanya atau diuji secara lisan Budi pasti mampu menjawab dengan benar. Namun bila harus menuliskan jawabannya, Budi pasti mogok atau tidak mau. Nilai matematika Budi cukup tinggi. 

Sekilas yang tampak di permukaan masalah Budi adalah ia tidak mau mengerjakan jawaban dengan menulis. Bila terapis tidak cermat dan hanya memberi sugesti, masalahnya tidak akan pernah selesai. 

Saat saya tanya mengapa ia tidak mau menulis jawaban, Budi menjawab singkat, “Malas.” 

Selanjutnya saya melakuan hal berikut untuk memastikan sumber masalah Budi. Saya melakukan analisis dan identifikasi sumber kesulitan belajar yang Budi alami, meliputi aspek: apakah ada hambatan pada aspek pengetahuan dasar, apakah pada aspek penguasaan materi, apakah pada aspek manajemen waktu, ataukah pada aspek emosi. 

Ternyata Budi, walau sudah mau naik ke kelas 2 SD, masih tidak bisa membaca dan menulis dengan lancar. Saat saya beri bacaan Budi membaca dengan mengeja dan tampak cukup kerepotan. Di sinilah sebenarnya akar masalahnya. 

Berhubung Budi tidak lancar membaca dan menulis maka sudah tentu ia mengalami kesulitan membaca dan memahami soal ujian, dan menjawabnya. 

Yang saya sarankan pada orangtuanya adalah biarkan Budi tinggal kelas. Waktu yang tersisa selama tiga bulan tidak mungkin untuk bisa memaksa Budi meningkatkan kemampuan baca dan tulisnya. 

Mendengar hal ini tentu si Ibu kaget dan sangat keberatan. Si Ibu merasa malu kalau anaknya sampai tinggal kelas. Saya sampaikan bahwa ini adalah pendapat profesional saya dan saya tidak akan berargumentasi mengenai hal ini. Keputusan sepenuhnya saya serahkan pada si Ibu. Saya juga menjelaskan berbagai kemungkinan akibat negatif bila Budi dipaksa naik ke kelas dua. Dengan kemampuan baca dan tulis yang masih minim Budi pasti akan mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di kelas dua. Dan ini akan semakin membuat Budi patah semangat serta merusak harga dirinya. 

Benar, tinggal kelas juga bukan satu pilihan yang mudah. Namun, adalah lebih baik Budi tinggal kelas daripada dipaksakan naik kelas. Yang penting, orangtua tidak mempermasalahkan hal ini dan tetap sepenuhnya mendukung Budi untuk berkembang. 

Singkat cerita, si Ibu akhirnya mendengar saran dan masukan saya. Budi tinggal kelas namun tetap mendapat dukungan penuh dan perhatian dari orangtuanya. Selama setahun mengulang Budi mengejar semua kekurangannya di bidang membaca dan menulis. Hasilnya? Sangat positif. 

Untuk informasi lebih lengkap mengenai hipnoterapi untuk anak bisa dibaca di buku Hypnotherapy for Children.

Pembaca saya sarankan juga membaca artikel “Anak Penurut yang Tidak Menurut” (https://adiwgunawan.com/news/anak-penurut-yang-tidak-menurut)

Baca Selengkapnya

Apakah Kecemasan Bisa Diturunkan ke Anak?

12 Desember 2013

Satu artikel menarik dipublikasi di situs BBC* menyatakan bahwa perilaku bisa diturunkan melalui sebuah bentuk ingatan genetis dari pengalaman yang dialami oleh generasi sebelumnya. Percobaan ini menunjukan bahwa sebuah pengalaman traumatis dapat mempengaruhi DNA pada sperma dan mengubah otak dan perilaku generasi berikutnya. Riset yang dilakukan Nature Neuroscience melakukan uji coba kepada tikus yang dikondisikan untuk takut kepada bau yang mirip bunga sakura.Tikus yang kemudian menghindari bau itu ternyata menurunkan perilakunya tersebut kepada cucu-cucunya.

Artikel yang sama menyatakan bahwa pengalaman orangtua, bahkan yang terjadi sebelum kehamilan, ternyata mempengaruhi struktur dan fungsi dalam sistem saraf generasi berikutnya," laporan itu menyimpulkan.

Temuan ini memberikan bukti adanya "warisan epigenetik transgenerasi" - bahwa lingkungan dapat mempengaruhi genetika individu, yang nantinya dapat diwariskan ke anak-anaknya.

Ini tentu satu informasi sangat menarik dan perlu kita perhatikan. Dalam artikel ini saya akan menjelaskan, dari sudut ilmu pikiran, apakah mungkin kecemasan diturunkan ke anak. Jawaban singkat, “Bisa.”

Bila memang benar bisa, bagaimana prosesnya?

Kecemasan adalah satu bentuk emosi, sama halnya dengan takut, ngeri, sedih, marah, dan emosi lainnya. Emosi muncul sebagai akibat dari suatu sebab yang spesifik.

Data klinis dan empiris membantu puluhan ribuan klien yang kami lakukan menunjukkan temuan yang konsisten yaitu kecemasan dan berbagai emosi lainnya yang dialami orang tua, terutama pengasuh utama, dapat diturunkan kepada anak.

Untuk memahami mekanisme di balik “penularan” suatu emosi dari orangtua ke anak kita perlu mengerti bagaimana suatu data masuk ke pikiran bawah sadar.

Ada lima cara data masuk ke pikiran bawah sadar. Data hanya bisa masuk bila faktor kritis atau critical factor dari pikiran sadar berhasil ditembus. Faktor kritis berfungsi sebagai penjaga gerbang penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Cara pertama, melalui informasi yang disampaikan oleh figur yang dipandang sebagai figur otoritas. Kedua, melalui ide dengan muatan emosi yang tinggi. Ketiga, melalui repetisi atau pengulangan. Keempat, melalui identifikasi kelompok atau keluarga. Dan kelima, melalui kondisi pikiran yang rileks atau tenang.

Anak lahir hanya dengan dua rasa takut yaitu takut suara keras dan takut jatuh (tempat yang tinggi). Takut-takut lainnya adalah takut yang dipelajari atau ditanamkan ke dalam diri anak, baik secara sengaja maupun tidak, oleh lingkungannya.

Saat masih kecil, pikiran anak sangat peka, dan berfungsi sebagai spons yang mampu menyerap berbagai pengalaman hidup melalui interaksi dengan lingkungan terutama dengan pengasuh utama. Anak belajar tidak hanya dengan melihat dan mendengar namun juga meniru.

Saya beri contoh fobia kecoa. Saat lahir anak belum punya data mengenai kecoa. Bila jumpa kecoa yang ia lakukan adalah ia akan menangkap kecoa ini, mengamatinya, dan bahkan mungkin akan memasukkannya ke mulut.

Dalam memori anak belum ada data bahwa kecoa adalah serangga yang menjijikkan, menakutkan, mengerikan, kotor, sumber penyakit, harus dihindari, atau kalau perlu dibunuh.

Dari mana anak tahu bahwa kecoa adalah serangga yang menjijikkan?

Semua bermula dari sensitisasi yang ia alami. Misal anak sedang bermain dan tiba-tiba ia melihat kecoa. Tentu kecoa ini menjadi objek yang menarik untuk “dipelajari”. Anak mendekat dan berusaha memegang atau menangkap kecoa.

Melihat ini, ibunya dengan nada keras dan cemas atau jijik akan berkata, “Awas, jangan dipegang. Itu kotor.”

Biasanya si ibu tidak hanya berhenti sampai di sini. Ia akan mengusir atau memukul kecoa hingga mati. Belum lagi mimik wajah dan suaranya yang menunjukkan perasaan jijik atau cemas. Semua ini ditangkap oleh pikiran anak dan masuk ke dalam memorinya.

Sejak kejadian ini anak belajar dan mulai tahu bahwa kecoa adalah serangga yang kotor, menjijikkan, dan harus dihindari. Ini adalah kejadian paling awal yang nantinya akan membuat anak menjadi jijik dengan kecoa. Dalam hipnoterapi kejadian awal ini disebut initial sensitizing event (ISE).

Apakah setelah ini anak akan langsung takut atau jijik dengan kecoa? Biasanya masih belum.

Setelah kejadian ini anak akan lupa mengenai kecoa. Namun data awal ini sudah ada di pikiran bawah sadarnya. Beberapa waktu kemudian misalnya ibunya buka lemari dan berteriak kaget karena ada kecoa.

Anak yang ada di dekat ibunya akan melihat, mendengar, serta menyerap semua kejadian ini dan masuk ke pikiran bawah sadarnya. Bila misalnya si ibu sampai panik maka anak akan menangkap pesan yang sangat kuat bahwa kecoa sungguh berbahaya dan sangat mengganggu.

Pengalaman ini, yang merupakan kejadian lanjutan atau subsequent sensitizing event (SSE) akan memperkuat pengalaman awal (ISE) yang sudah ada di pikiran bawah sadar.

Bila anak berulang kali mengalami sensitisasi yang serupa maka cepat atau lambat ia akan takut atau jijik dengan kecoa walau ia sama sekali tidak punya pengalaman langsung dengan kecoa. Kecemasan yang anak alami merupakan hasil transfer dari kecemasan ibunya.

Yang terjadi sebenarnya suatu perasaan cemas atau jijik atau emosi apapun bukannya diturunkan namun lebih tepatnya anak “diprogram” untuk menjadi cemas, jijik, takut, atau mengalami emosi tertentu terhadap suatu objek atau situasi.

Ada orangtua yang sangat pencemas. Orangtua ini merasa dunia bukanlah tempat yang aman. Perasaan tidak aman ini tercermin dari gerak dan bahasa tubuh, ekspresi wajah, kosakata yang digunakan saat berkomunikasi baik dengan orang di sekitarnya maupun dengan anak, tekanan suara, dan emosi yang ia tampilkan dalam perilaku.

Sekarang mari kita amati kemungkinan yang terjadi pada diri anak bila punya orangtua pencemas mengikuti pemahaman cara kerja pikiran.

Orangtua adalah figur otoritas. Dan apa yang ia katakan pasti akan masuk ke pikiran bawah sadar anak dengan pasti dan mudah. Emosi yang dialami oleh orangtua, perasaan cemas atau takut juga memengaruhi anak. Ia sering-sering menunjukkan perasaan takut dan cemas dan ini juga terus diamati dan diserap oleh anak. Anak yang masih kecil meniru orangtua melalui proses identifikasi. Dan saat masih kecil secara alamiah faktor kritis masih lemah sehingga data apa saja dapat masuk dengan sangat mudah ke pikiran bawah sadar anak. Bila ini terus terjadi, cepat atau lambat, anak pasti “ketularan” perasaan cemas, takut, atau emosi apapun yang dialami orangtuanya.

Seorang kawan saya, sebut saja Ibu Ani, usia sekitar lima puluh tahun, punya kebiasaan yang unik. Bila misalnya ia sedang berada di tempat terbuka dan tiba-tiba turun hujan, tidak usah hujan deras, hujan gerimis saja, maka ia akan langsung panik dan dengan cepat mencari apa saja untuk menutupi kepalanya.

Saat saya tanya mengapa panik ia berkata, “Supaya tidak sakit.” Saya merasa penasaran dengan jawaban ini dan bertanya lagi, “Lho kok bisa kalau kepala kena air hujan bisa sakit?” Ia menjawab, “Sebab waktu kecil mama saya selalu mengatakan hal ini. Dan setiap kali saya kehujanan sedikit saja, khususnya bila rambut saya basah kena air hujan maka saya pasti langsung flu dan pilek.”

Kembali saya bertanya, “Kalau mandi keramas, rambut dan seluruh tubuh Anda basah, Anda sakit nggak?” Dengan tersenyum ia menjawab, “Oh kalau ini tidak.”

Di sini jelas bahwa perasaan cemasnya adalah hasil instalasi atau pemrograman yang dilakukan ibunya.

 

*www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/12/131202_kesehatan_ingatan.shtml

Baca Selengkapnya

Perilaku

5 Desember 2013

Perilaku bisa diturunkan melalui sebuah bentuk ingatan genetis dari pengalaman yang dialami oleh generasi sebelumnya, demikian hasil sebuah penelitian terhadap binatang.

Percobaan ini menunjukan bahwa sebuah pengalaman traumatis dapat mempengaruhi DNA pada sperma dan mengubah otak dan perilaku generasi berikutnya.

Riset yang dilakukan Nature Neuroscience melakukan uji coba kepada tikus yang dikondisikan untuk takut kepada bau yang mirip bunga sakura.

Tikus yang kemudian menghindari bau itu ternyata menurunkan perilakunya tersebut kepada cucu-cucunya.

Sebuah tim dari Emory University School of Medicine, di Amerika Serikat, lalu melihat apa yang terjadi di dalam sperma tikus tersebut.

Mereka mengatakan ada sebuah bagian di DNA yang bertanggung jawab atas perilaku sensitif terhadap bau, dan ini lebih aktif bekerja dalam sperma tersebut.

Anak dan cucu tikus terbukti "sangat sensitif" terhadap sakura dan akan menghindari bau itu, walau tidak memiliki pengalaman negatif langsung dalam hidupnya. Perubahan struktur otak juga ditemukan.

 

Penyakit Kecemasan

Pakar menganggap hasil riset ini sangat penting untuk menjelaskan fobia dan penyakit kecemasan pada manusia.

"Pengalaman orangtua, bahkan yang terjadi sebelum kehamilan, ternyata mempengaruhi struktur dan fungsi dalam sistem saraf generasi berikutnya," laporan itu menyimpulkan.

Temuan ini memberikan bukti adanya "warisan epigenetik transgenerasi" - bahwa lingkungan dapat mempengaruhi genetika individu, yang nantinya dapat diwariskan ke anak-anaknya.

Salah satu peneliti Dr Brian Dias mengatakan kepada BBC: "Ini mungkin salah satu mekanisme bahwa keturunan menunjukkan jejak dari nenek moyang mereka.

"Sama sekali tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi pada sperma dan sel telur akan mempengaruhi generasi berikutnya."

Pakar mengatakan hasil ini sangat penting bagi penelitian terhadap fobia dan penyakit kecemasan.

Prof Marcus Pembrey, dari University College London, mengatakan temuan itu "sangat relevan dengan fobia, kecemasan dan gangguan stres pasca-trauma" dan memberikan "bukti kuat" bahwa bentuk ingatan bisa diturunkan antara generasi."

(Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/12/131202_kesehatan_ingatan.shtml)

 

Catatan AWG:

Pengalaman klinis dan empiris kami membantu klien membuktikan bahwa apa yang terjadi pada anak semasa dalam kandungan berpengaruh signifikan baik terdapat kondisi mental, emosi, perilaku, dan juga fisiknya setelah lahir dan tumbuh kembang menjadi manusia dewasa. 

Baca Selengkapnya

Hipnoterapi Bantu Sembuhkan Psikosomatis

2 Desember 2013

Dalam kondisi fisik sehat, seringkali muncul gejala yang bikin tubuh tidak nyaman. Misalnya kaki yang terasa sakit, kepala terasa pusing, atau mual. Berbagai gejala ini semakin membuat tubuh tak nyaman jika penyebabnya tak diketahui.

Bila kondisi ini terjadi pada Anda, bisa jadi Anda sedang mengalami kondisi psikosomatis, yaitu gangguan pada tubuh akibat kondisi psikologi. Jika sebelumnya sudah ada penyakit dan diperparah gangguan emosi, maka keadaan itu disebut penyakit psikosomatis. 

"Sekitar 90 persen penyakit disebabkan faktor psikogenik, bukan organik. Jadi bisa dikatakan, kondisi psikis mendominasi keadaan tubuh," kata pakar mind technology, Adi W Gunawan mengutip dari The American Academy of Family Physicians. Hal ini disampaikannya pada media workshop bertajuk, Menavigasi Pikiran dengan Hipnoterapi Klinis, di Jakarta, Rabu (13/11/13). 

Sedikitnya ada 15 emosi penyebab  psikosomatis antara lain memori sakit, konflik diri, menghukum diri, masa lalu atau masa kini yang tidak terselesaikan, harga diri yang mengalami trauma, dan empat jenis emosi negatif. 

Yang termasuk emosi negatif  di antaranya rasa malu, bersalah, marah, dan takut. Rasa marah meliputi jengkel, benci, dendam, frustasi, sakit hati, dan tersinggung. Rasa malu, menurut Adi, adalah emosi destruktif penyebab penyakit psikosomatis paling besar. Malu juga bisa menyulut tiga emosi lainnya. 

Lantas, bagaimana emosi bisa menyebabkan psikosomatis ? 

"Emosi bisa diumpamakan api dari berbagai pengalaman, yang membakar tungku penuh air. Seharusnya uap air hasil pemanasan bisa keluar. Namun hal ini tidak terjadi pada tungku yang ditutup," kata Adi.

Adi menjelaskan perumpamaan ini. Pada tungku yang ditutup, uap air tidak bisa keluar sempurna. Akibatnya uap tertahan dan bisa mengakibatkan tungku pecah karena terlalu panas. Hal yang sama terjadi pada emosi yang terus ditahan dan tidak bisa dilepas. Kondisi ini tentu berbahaya karena bisa mengakibatkan penderitanya bunuh diri. 

"Adanya gejala psikosomatis sebetulnya lebih baik dibanding bila tidak ada gejala apa pun. Dengan adanya gejala, maka penyakit lebih cepat diketahui dan hipnoterapi bisa segera dilakukan," kata Adi. 

Hipnoterapi memungkinkan terapis menggali pengalaman masa lalunya untuk mengetahui penyebab psikosomatis. Kendati begitu, penyembuhan psikosomatis tidak semata bergantung pada terapis. Penyelesaian ini membutuhkan kerjasama dan kemauan klien, terutama untuk mengizinkan terapis membuka masa lalunya dalam keadaan rileks sangat dalam yang disebut somnambulis. Klien harus menuntun teknisi ke masa saat gejala psikosomatis terjadi. Selanjutnya klien akan mendengarkan arahan teknisi, untuk menyelesaikan apa yang terjadi sebelum gejala psikosomatis muncul. 

Menurut Adi, hipnoterapi memiliki persentase kesembuhan tertinggi dibanding psikoanalisa dan terapi perilaku. Hipnoterapi memiliki persentase kesembuhan 93 persen setelah enam sesi terapi. Angka ini lebih tinggi dibanding psikoanalisa sebesar 38 persen dari 600 sesi terapi, dan terapi perilaku sebesar 72 persen dari 22 sesi terapi. 

Kendati begitu Adi mengingatkan, hipnoterapi adalah terapi komplemen atau pelengkap. Terapi utama tetaplah medis yang hanya bisa dilakukan dokter, melalui pemeriksaan dan pemberian resep obat. Hipnoterapi adalah terapi penunjang sehingga kesembuhan pasien tercapai sepenuhnya.

(sumber: http://health.kompas.com/read/2013/11/14/0858559/Hipnoterapi.Bantu.Sembuhkan.Psikosomatis)


Baca Selengkapnya
Tampilan : Thumbnail List